#level2
#day3
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian
Di hari ketiga ini, saya mencoba melatih kemandirian Sofie dalam menyuapi
dirinya sendiri saat makan. Keterampilan ini sebenarnya sudah lama saya
ajarkan padanya, bahkan saat ia mulai menerima MPASI di usia 6 bulan.
Ceritanya, saya ingin menerapkan metode BLW (baby led weaning)
kepadanya, tapi pada akhirnya tidak juga konsisten menerapkannya di
setiap kesempatan makan. Makanan yang saya siapkan untuk si kecil untuk
bisa dimakannya sendiri sejauh ini adalah makanan yang tidak berkuah, seperti sayuran rebus dan nugget. Kali ini, yang saya berikan adalah sepiring besar kentang goreng untuk makan sekaligus cemilan! Sofie, karena menyukai kentang goreng, mengambil kentang-kentang itu lalu memakannya dengan lahap di depan televisi, sampai ia bosan.
--o-o-o--
Di lain waktu, terjadi sebuah kejadian menarik. Beberapa hari terakhir ini kuku jari jempol di tangan kanan Sofie patah namun belum tercabut sempurna. Jika dipotong, posisinya terlalu dalam, saya khawatir justru akan menyakitkan atau memperburuk tampilannya kelak. Jadi saya putuskan untuk membalutnya dulu dengan plester sampai kukunya tumbuh cukup panjang untuk dapat dipotong.
Biasanya, saya men-treatment kuku Sofie di saat dia tidur, untuk menghindari kebiasaannya berontak kalau kukunya dipegang 😁 Tapi hari ini, karena genting jadi saya lakukan segera di saat Sofie masih aktif bermain. Saya ambil plester, membukanya di depan Sofie, lalu membalut jarinya.
"Sofie, lihat nih, ini plester ya, buat jari Sofie, supaya kukunya gak ditarik-tarik..." kata saya sambil membuka kertas plester. "Ini kertas ya, nak. Sampah... Jangan dimasukin ke mulut. Ini bukan makanan..." ingat saya pada Sofie yang matanya mulai berbinar-binar melihat plester. Lalu jari jempol tangan kanan Sofie pun selesai saya balut.
Karena setelah melakukan hal itu saya kembali disibukkan dengan hal-hal lainnya, rupanya saya lupa membuang sampah kertas pembungkus plester. Potongan kertasnya masih berserakan di lantai kamar. Lama setelah beberapa aktivitas, ekor mata saya melihat sosok Sofie berdiri di tepi tempat sampah pink kecil yang terletak di samping luar pintu kamar tidur. Ia menggoyang-goyangkan tangannya di atas tempat sampah tersebut. Sesudah itu ia kembali ke dalam kamar.
Karena penasaran, sekaligus merasa bersalah karena lupa membuang sampah tadi, saya mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar. Oh, sampah kertas plester tadi tidak ada di manapun! Lalu saya melangkah ke luar kamar dan melihat isi tempat sampah. Ehh, ada lho sampahnya di sana!
"Waah... Abang, Sofie udah bisa buang sampah sendiri!" seru saya berseri-seri ke suami yang sedang duduk di depan komputer, tidak jauh dari situ.
"Iya? Hebaat..." puji suami.
"Sofie udah gedee... pinter, bisa buang sampah sendiri!" puji saya juga ke si kecil sambil bertepuk tangan dan memberinya jempol.
Si kecil, yang tahu kalau dia dipuji, ikut tersenyum sambil menepukkan kedua tangannya.
Wah, ini kejutan buat saya. Ternyata si 19 bulan Sofie, sudah paham dengan konsep sampah dan tempat sampah. Maka, saya memutuskan untuk menambah keterampilan membuang sampah sendiri pada latihan kemandirian Sofie di tantangan 10 hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar