Tulisan ini repost dari blog lama saya di sini.
Gambar dari sini |
JRENG JREENGGG ~ ~ ~
Tahun baru. Hari baru. Dan semangat nge-blog yang baru!
Hari ini, beda dari hari-hari blogging biasanya, saya sudah ditemani setiap saat oleh seorang anak kecil yang lucu di rumah. Karena masa adaptasi saat hamil, melahirkan, punya bayi inilah makanya tidak terpikir sama sekali buat nge-blog. Sempat merasakan mild baby blues juga... namun alhamdulillah selama itu saya bergabung dengan whatsapp grup ibu-ibu sealmamater yang ada dalam kondisi yang sama. Grup ini ibarat telaga di padang pasir. Pfffiuw... Membantu saya meringankan beban pikiran yang mumet dan kejenuhan saat aktivitas saya terbatas hanya bisa mengurus bayi.
Buat Bunda-Bunda muda yang baca ini, dan yang sedang dalam masa kaget karena pola hidupnya berubah, saya sarankan, selain belajar ikhlas menerima keadaan, carilah kelompok teman-teman yang ada dalam kondisi sama atau setidaknya pernah mengalami hal tersebut, dan punya visi saling membantu satu sama lain untuk sekedar jadi teman curhat. Trust me Moms, IT HELPS A LOT!
Mengapa harus teman, bukan orang tua saja yang sudah berpengalaman membesarkan anak?
Bukan maksudnya mengecilkan pengalaman para orang tua kita, tetapi ada dua hal yang jadi pertimbangan saya soal ini. Pertama, ketersediaan informasi. Informasi yang tersebar saat ini jauh lebih banyak daripada zaman orang tua kita. Ilmu pengetahuan pun sudah berkembang lebih luas. Ada beberapa pola merawat anak yang dulunya tampak bagus, namun ternyata setelah sekian tahun baru terlihat bermasalah. Hal ini yang ingin kita coba hindari. Kalau ada hal yang dulu bagus dan kini hasilnya tetap baik, ini sih baiknya tetap kita teruskan.
Kedua, faktor jarak waktu pengalaman orang tua ketika merawat anak. Umur bunda-bunda muda saat memiliki anak pertama umumnya sudah di atas 20 tahun. Artinya, usia orang tua kita saat terakhir merawat anak tidak jauh dari rentang waktu 20 tahun yang lalu. Kebanyakan orang tua sudah lupa hal-hal detil dalam merawat anak. Maka dari itu, lebih tepat rasanya jika kita bertanya seputar hal perawatan anak kepada bunda-bunda muda yang baru saja melalui hal yang sama. Ingatannya pasti lebih kuat.
Kemudian, jika Bunda sedang mencari komunitas yang tepat untuk ikut forum diskusinya, ada beberapa saran dari saya. Pertama, pilihlah komunitas yang kita rasakan kita punya kedekatan terhadap anggotanya. Misalnya, sama-sama dari almamater yang sama, seperti situasi saya. Atau sama-sama berada di kota yang sama. Lokasi yang dekat akan memudahkan Bunda kalau sedang butuh bantuan khusus seperti misalnya bertanya di mana lokasi berbelanja kebutuhan bayi tertentu, bertanya dokter spesialis anak yang direkomendasikan di sekitar tempat tinggal, atau untuk menjadwalkan playdate demi menghilangkan kebosanan di rumah.
Kedua, sebaiknya memang ada orang yang ahli dalam komunitas tersebut. Atau setidaknya punya link ke sang ahli. Misalnya kalau di komunitas yang saya ikuti, ada yang lulusan fakultas farmasi, jadi jika ingin menanyakan soal obat-obatan, ada orang terpercaya yang bisa ditanyai.
Terakhir, pastikan kelompok itu diisi oleh orang-orang yang positif ya. Maksudnya, memang punya kesamaan niat untuk saling membantu di dalamnya. Bukan malah bersaing untuk menunjukkan keunggulan masing-masing dan merendahkan bunda lain yang masih kurang wawasannya dalam merawat anak. Kalau ketemu yang begini kan bukannya mengurangi stres, tetapi malah menambah stres!
Semoga Bunda-Bunda bisa menemukan komunitas yang cocok yaa :)
Tahun baru. Hari baru. Dan semangat nge-blog yang baru!
Hari ini, beda dari hari-hari blogging biasanya, saya sudah ditemani setiap saat oleh seorang anak kecil yang lucu di rumah. Karena masa adaptasi saat hamil, melahirkan, punya bayi inilah makanya tidak terpikir sama sekali buat nge-blog. Sempat merasakan mild baby blues juga... namun alhamdulillah selama itu saya bergabung dengan whatsapp grup ibu-ibu sealmamater yang ada dalam kondisi yang sama. Grup ini ibarat telaga di padang pasir. Pfffiuw... Membantu saya meringankan beban pikiran yang mumet dan kejenuhan saat aktivitas saya terbatas hanya bisa mengurus bayi.
Buat Bunda-Bunda muda yang baca ini, dan yang sedang dalam masa kaget karena pola hidupnya berubah, saya sarankan, selain belajar ikhlas menerima keadaan, carilah kelompok teman-teman yang ada dalam kondisi sama atau setidaknya pernah mengalami hal tersebut, dan punya visi saling membantu satu sama lain untuk sekedar jadi teman curhat. Trust me Moms, IT HELPS A LOT!
Mengapa harus teman, bukan orang tua saja yang sudah berpengalaman membesarkan anak?
Bukan maksudnya mengecilkan pengalaman para orang tua kita, tetapi ada dua hal yang jadi pertimbangan saya soal ini. Pertama, ketersediaan informasi. Informasi yang tersebar saat ini jauh lebih banyak daripada zaman orang tua kita. Ilmu pengetahuan pun sudah berkembang lebih luas. Ada beberapa pola merawat anak yang dulunya tampak bagus, namun ternyata setelah sekian tahun baru terlihat bermasalah. Hal ini yang ingin kita coba hindari. Kalau ada hal yang dulu bagus dan kini hasilnya tetap baik, ini sih baiknya tetap kita teruskan.
Kedua, faktor jarak waktu pengalaman orang tua ketika merawat anak. Umur bunda-bunda muda saat memiliki anak pertama umumnya sudah di atas 20 tahun. Artinya, usia orang tua kita saat terakhir merawat anak tidak jauh dari rentang waktu 20 tahun yang lalu. Kebanyakan orang tua sudah lupa hal-hal detil dalam merawat anak. Maka dari itu, lebih tepat rasanya jika kita bertanya seputar hal perawatan anak kepada bunda-bunda muda yang baru saja melalui hal yang sama. Ingatannya pasti lebih kuat.
Kemudian, jika Bunda sedang mencari komunitas yang tepat untuk ikut forum diskusinya, ada beberapa saran dari saya. Pertama, pilihlah komunitas yang kita rasakan kita punya kedekatan terhadap anggotanya. Misalnya, sama-sama dari almamater yang sama, seperti situasi saya. Atau sama-sama berada di kota yang sama. Lokasi yang dekat akan memudahkan Bunda kalau sedang butuh bantuan khusus seperti misalnya bertanya di mana lokasi berbelanja kebutuhan bayi tertentu, bertanya dokter spesialis anak yang direkomendasikan di sekitar tempat tinggal, atau untuk menjadwalkan playdate demi menghilangkan kebosanan di rumah.
Kedua, sebaiknya memang ada orang yang ahli dalam komunitas tersebut. Atau setidaknya punya link ke sang ahli. Misalnya kalau di komunitas yang saya ikuti, ada yang lulusan fakultas farmasi, jadi jika ingin menanyakan soal obat-obatan, ada orang terpercaya yang bisa ditanyai.
Terakhir, pastikan kelompok itu diisi oleh orang-orang yang positif ya. Maksudnya, memang punya kesamaan niat untuk saling membantu di dalamnya. Bukan malah bersaing untuk menunjukkan keunggulan masing-masing dan merendahkan bunda lain yang masih kurang wawasannya dalam merawat anak. Kalau ketemu yang begini kan bukannya mengurangi stres, tetapi malah menambah stres!
Semoga Bunda-Bunda bisa menemukan komunitas yang cocok yaa :)
Gabung di group motherHOPE Indonesia juga bund? Ty baby blues juga abis lahiran sekitar 1bln lah. Ilmu Turun temurun kadang bikin kita galau juga ya. Apalagi anak pertama. 😍😍
BalasHapusHalo bun Tya. Saya suka deh blognya bunda, banyak kasih tips ya. Ini sebagian isinya terinspirasi dari salah satu tulisan di sana juga ��
HapusWah kalau grup motherHope saya baru dengar nih. Grup whatsapp juga kah? Kalau yg saya ikutin buat curhat2 jadi bunda baru begini cuma grup teman-teman kampus.
Bisa tuh nanti saya lihat-lihat grup motherHopenya. Bisa buat rekomendasi ke bibu-ibu muda yang lain ��