Cincopa Gallery

...

Selasa, 13 Agustus 2019

Bunsay 11-2 : Fitrah Seksualitas

Agustus 13, 2019 0 Comments
Materi II  -  PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS SEJAK DINI




Review :
 
Materi kedua ditampilkan oleh tim pemateri ke-2. Topiknya berjudul Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Usia Dini. Isinya berupa: pengertian fitrah seksualitas, tahapan pendidikan seksualitas, peran ayah dan ibu dalam pendidikan fitrah seksualitas, serta adab yang harus diajarkan kepada anak.

Fitrah seksualitas didefinisikan sebagai bagaimana individu berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks yang fokusnya pada pendidikan seputar organ reproduksi maupun sistem reproduksi manusia. Masih berkaitan dengan topik sebelumnya, ya. Menurut saya topik utama di materi ini seharusnya adalah bagian adab itu tadi: adab masuk kamar orang tua, tidur terpisah dengan orang tua, berpakaian, memandang, dan berinteraksi. Namun sayangnya penjelasannya masih ditampilkan secara umum, tidak diuraikan secara jelas. Hal ini diakui juga oleh tim pemateri yang mengatakan bahwa mereka belum maksimal dalam memberikan materi.

Kekurangan isi materi oleh tim pemateri menurut saya pada akhirnya bisa diimbangi di sesi diskusi. Kelompok ini mendapatkan 9 pertanyaan masuk, yang lebih banyak dari pada presentasi kelompok sebelumnya. Pertanyaan yang masuk pun banyak bertanya seputar pelaksanaan pendidikan adab di lapangan, seperti kapan seharusnya anak pisah tempat tidur dengan orang tuanya, bagaimana cara meminta anak tidur di kamar sendiri, apa yang harus direspon oleh ibu ketika anak laki-lakinya mengomentari sang ibu yang lagi berdandan di rumah, bagaimana mengajarkan anak berpakaian tertutup di rumah, dsb. Selain itu sebagian penanya juga memikirikan peran ayah dalam pengasuhan, seperti bagaimana bila di sekolah tidak ada sosok guru laki-laki, dan bagaimana bila ayah bekerja jauh dari rumah sehingga tidak memungkinkan mendidik anak dari dekat.

Kesimpulan yang saya peroleh dari diskusi kelompok ke-2 adalah bahwa mendidik anak mengenai fitrah seksualitas bisa, lho, dimulai sejak dini. Tidak harus sejak anak usia SD apalagi remaja. Karena sejak anak berusia 15 tahun atau baligh, anak kita bukan lagi anak kita. Maka persiapkanlah masa sebelum anak berusia 15 tahun untuk menanamkan fitrah seksualitas yang baik bagi anak.

Minggu, 11 Agustus 2019

Bunsay 11-1 : Fitrah Seksualitas

Agustus 11, 2019 0 Comments
Materi I  -  PEMAHAMAN PERBEDAAN GENDER


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Catatan:
  • Tugas penulisan pada level ini adalah membuat review dari 10 materi yang disajikan oleh 10 kelompok
  • Review adalah peninjauan kualitas (kelebihan dan kekurangan) dari suatu hal (film, buku, tulisan, dll)
  • Hal yang di-review adalah: 
    • isi materi
    • keberlangsungan diskusi
    • kesimpulan yang diperoleh, dsb

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
 

Review:

Materi yang disajikan oleh tim pemateri memiliki dua sub bahasan utama, yaitu mengenai pemahaman perbedaan gender dan teknik mengenalkan perbedaan gender kepada anak. Dari materi ini, ada satu hal yang baru bagi saya, yakni definisi dari gender. Sebelumnya saya memahami bahwa gender itu sama dengan jenis kelamin. Namun setelah mempelajari materi ini saya baru paham bahwa saya telah keliru selama ini. Gender sangat berbeda dari jenis kelamin. Jenis kelamin ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Sifat jenis kelamin ini biologis, diberikan secara lahiriah oleh Tuhan dan tidak dapat diubah. Lain halnya dengan gender yang bersifat non biologis, merupakan pandangan individu mengenai dirinya, dapat dipengaruhi oleh kultur, dan dapat berubah. Makanya, ada yang namanya transgender, tapi tidak ada yang namanya transkelamin, hehehe.... Dengan pemahaman dasar yang sudah tepat inilah, saya rasa saya jadi jauh lebih siap dari sebelumnya untuk belajar mengenai fitrah seksualitas.


Dari segi tampilan materi, tim pemateri mampu menyajikan slide presentasi yang ringkas, padat, dan apik. Susunan layout-nya menarik dan warnanya cantik. Hanya saja, disayangkan pada beberapa bagian ada tulisan yang terlalu padat sehingga sulit dibaca. Beberapa kesalahan penulisan pun masih ditemukan pada slide tersebut. Namun hal ini masih dapat saya maklumi karena tim ini adalah tim pertama yang tampil setelah dilakukan pembagian kelompok kurang dari 2x24 jam sebelumnya.

Materi dibagikan sekitar pukul 11 siang dan kemudian dipresentasikan oleh tim pemateri pada pukul 16 sore. Tim pemateri memberikan kesempatan peserta kuliah untuk bertanya bila ingin menanggapi isi materi hingga pukul 15 sore. Sisa waktu sejam digunakan tim tersebut untuk mendiskusikan jawaban yang akan ditampilkan. Ketika presentasi, tim menyiapkan seorang moderator dan seorang pemateri. Moderator bertugas sebagai pembuka, penutup, dan pengarah jalannya diskusi sementara pemateri bertugas menyajikan jawaban dari hasil diskusi tim. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab dengan jawaban dari hasil diskusi tim, ada pula yang merupakan jawaban dari individu anggota tim. Tipe jawaban dari tim ini pun dinilai komplit oleh para peserta karena menyajikan versi jawaban yang umum maupun yang Islami. Hal yang saya kurang sukai adalah sebagian jawaban diperoleh dari hasil googling, bukan merupakan pemikiran tim itu sendiri. Namun mengingat kembali keterbatasan waktu untuk menyiapkan materi dan berdiskusi bagi tim ini, serta keterbatasan ilmu tentunya, membuat hal tersebut masih dapat dimaklumi.

Hal yang paling saya sukai dalam diskusi adalah anggota tim yang bukan bertugas sebagai moderator maupun pemateri bertindak sangat aktif meramaikan suasana. Di samping itu, penentuan prosedur presentasi seperti yang telah saya uraikan di atas merupakan inisiatif dari tim ini sendiri. Prosedur pengumpulan pertanyaan sebelum diskusi dimulai, penentuan adanya seorang moderator dan seorang pemateri yang akan tampil, dan penentuan gaya menjawab, itu semua sebelumnya tidak diatur oleh fasilitator dalam diskusi mekanisme tantangan level 11. Prosedur ini tampaknya berhasil dengan baik karena mendukung proses belajar bersama dan saya lihat ditiru oleh tim-tim selanjutnya.

Di antara tim lain, tim ini memiliki waktu pembentukan kelompok, perkenalan anggota, pembagian tugas, serta berdiskusi yang paling singkat. Bagi tim yang beranggotakan ibu-ibu (ada ibu rumah tangga maupun ibu pekerja), saya rasa hasil yang diberikan sudah sangat optimal. Hal ini terbukti dari semaraknya proses diskusi yang berlangsung.

Jumat, 26 Juli 2019

Bunsay 10-10: Membangun Karakter Lewat Dongeng

Juli 26, 2019 0 Comments

Dulu waktu kecil, saya suka sekali meminta mama saya untuk menceritakan dongeng perdebatan antara beragam benda mengenai siapa di antara mereka yang paling hebat. Misalnya antara pintu dan jendela.. Meja dan kursi.. Hingga bulan dan matahari. Sebenarnya jalan ceritanya simpel. Dari sekian benda yang saling adu mulut, ujung-ujungnya disimpulkan bahwa mereka masing-masing hebat, karena sama-sama dibutuhkan oleh manusia.

Nah, hari ini saya ingin memberikan Sofie dongeng serupa namun tidak sama. Topiknya mengenai perbandingan antara gizi hewan yang kita makan. Simak yuk, ceritanya....

Alkisah Pak Atan (nama tokoh pak tani di Didi and Friends) memiliki ternak ayam, kambing, sapi, dan kelinci. Suatu hari, Pak Atan mau mengadakan kenduri untuk merayakan ulang tahun anaknya. Anak-anak sekampung akan diundang makan malam pada acara ini.

Selagi Pak Atan sekeluarga sibuk merencanakan kenduri, para hewan ternak pun sibuk unjuk diri, saling bertanding siapa yang paling layak untuk disajikan di atas meja makan. (Note: Saya selalu menekankan ke Sofie kalau hewan-hewan itu bahagia kalau bisa bermanfaat untuk manusia.. Mereka senang bisa dikonsumsi, dari pada mati terbengkalai tanpa manfaat.. Kecuali jika matinya malah bisa menyuburkan tanah, yaa)

Ayam berkata, "Pasti Pak Atan akan memilihku. Selain rasaku yang lezat, aku juga bisa dimasak menjadi beragam jenis masakan. Akulah hewan favorit banyak orang, tok-petok!"

"Mbeeek", sanggah kambing. "Di mana-mana, akulah hewan yang selalu menjadi menu istimewa di segala kenduri. Pak Atan pasti akan memilihku!"

Sapi melenguh, "Heh kambing, kamu itu terlalu tinggi kolesterolnya. Meskipun kamu spesial, tapi tidak semua orang mau memakanmu. Tapi aku, akulah hewan yang lebih cocok untuk kenduri. Dagingku banyak, cocok dimakan untuk orang sekampung!"

Ketiga hewan tersebut terus berdebat sepanjang malam. Hanya ikan yang terdiam. Ia minder karena ialah hewan yang ukurannya paling kecil, serta sangat biasa. Harganya pun yang paling murah jika dibandingkan dengan hewan lainnya. Tidak istimewa sama sekali, pokoknya.

Akhirnya jadwal kenduri semakin dekat. Sehari menjelang kenduri Pak Atan beekunjung ke peternakannya untuk memilih hewan mana yang akan ia sajikan sebagai menu makan malam. Semua hewan berdiri tegak, bersiap untuk dipilih oleh Pak Atan. Namun apa yang terjadi? Pak Atan tidak mendekati kandang ayam, kambing, maupun sapi. Ia justru mendekati kolam ikan dan menangkap beberapa ekor ikan.

"Alhamdulillah dapat banyak. Anak-anak pasti senang bisa menikmati ikan-ikan yang banyak gizinya ini. Sudah tinggi protein, rendah lemak, kaya omega 3 yang bagus untuk kecerdasan otak anak-anak, lagi!" seru Pak Atan puas dengan hasil tangkapannya.

Ikan yang ditangkap takjub dengan puji-pujian Pak Atan terhadap dirinya. Sementara ketiga hewan lain hanya bisa melongo....

Ceritanya menarik 'kan, ya... Sebenarnya untuk pilihan akhir hewan apa yang mau dipilih, bisa kita ubah-ubah, kok. Tergantung situasi... Kalau mau anak suka makan ikan, maka jadikanlah ikan sebagai juaranya. Demikian pula sebaliknya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-9: Membangun Karakter Lewat Dongeng

Juli 26, 2019 0 Comments

Sore hari ini, saat sedang bingung mau mendongeng apa untuk Sofie, Sofie mengajak saya bermain boneka. Hmm, oke deh. Saya setuju untuk main, namun tidak seperti biasanya, saya ingin gaya bermain kami kali ini seolah-olah ia yang menentukan jalan ceritanya... Jadi seperti ia yang mendongeng kan, ya?

Jadi Sofie memegang sebuah boneka yang memerankan peran sebagai kakak. Lalu saya memegang boneka yang memerankan adik.

Boneka kakak awalnya menawarkan adik makan coklat. Adik bersemangat sekali menerima tawaran kakak. Lalu mereka makan coklat bersama-sama.

Kemudian, adik bilang bahwa ia juga mau makan permen, lolipop, agar-agar, dan gula-gula sekaligus. Boneka kakak yang dipegang Sofie, langsung melarang karena kalau banyak-banyak, nanti sakit gigi.

Boneka adik tetap bandel. Ia bilang kalau ia tidak mau makan sayur, buah, dan daging. Ia hanya mau makan cemilan.

Boneka kakak pun kembali merespon. Ia menjelaskan bahwa kalau buah dan sayur akan membuat tubuh sehat dan kuat.

Namun ya, boneka adik tetap ngotot makan cemilan manis. Akibatnya, ia ternyata meringis kesakitan. Giginya berlubang!

Boneka kakak yang khawatir, menyarankan boneka adik untuk bersegera menemui dokter gigi. Namun si adik lari sambil menutup giginya rapat-rapat.

Sofie pun mengerahkan kedua tangannya untuk menangkap boneka adik, dan memaksakan boneka dokter gigi untuk mengobati gigi boneka adik. Kemudian ia tertawa puas.

Hehehe....

Ini seperti cerminan pengalaman Sofie sendiri. Saya sering kali menjelaskan bahwa kebanyakan makan gula dapat membuat gigi berlubang dan terasa sakit. Tontonan Sofie pun sering saya berikan seputar kisah sakit gigi ini. Selain itu ia juga pernah berobat ke dokter gigi, kemudian giginya dibersihkan secara paksa waktu itu oleh sang dokter gigi. Mungkin karena berkesan, makanya ia mengarang permainan bonekanya dengan jalan cerita yang demikian.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Kamis, 25 Juli 2019

Bunsay 10-8: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 25, 2019 0 Comments

Hari ini Sofie meminta kembali dikisahkan mengenai bencana alam, tapi tentang banjir.

Awalnya, saya menceritakan fenomena alam hingga terjadi banjir. Awalnya orang-orang membangun rumah di area lembah. Nah, saat itu alam masih asri, area resapan air di daerah ketinggian masih berfungsi dengan baik. Kalau ada hujan di atas, airnya diserap oleh tanah di atas. Pokoknya aliran air masih normal, deh!

Tapi kemudian lama kelamaan karena jumlah penduduk bertambah, pembangunan rumah merambat hingga ke atas. Akhirnya area resapan air semakin berkurang. Jadinya bila hujan turun di atas, maka rumah-rumah yang ada di bawah akan kebanjiran, karena air yang tidak terserap di atas akan mengalir menjadi banjir di area bawah.

"Kok ceritanya gitu aja?" protes Sofie.

Saya tertawa. Dia sepertinya lebih suka cerita yang ada tokoh dan dialognya.

Akhirnya saya cerita ulang kisah banjir, namun dengan tokoh panda dan serigala. Si panda suka sekali menjaga kebersihan rumahnya. Setiap pagi halaman disapu. Sampah dikumpulkan dan dibuang ke tempat sampah. Sementara serigala malas bersih-bersih. Semua sampah ia buang sembarangan. Akibatnya, rumahnya terlihat seperti tumpukan sampah.

Panda sudah sering menegur kebiasaan buruk serigala ini. Namun serigala masa bodoh. Ia terus saja berbuat sekenanya.

Sampai pada suatu hari. Waktu itu malam. Semua hewan tidur lelap di rumah mereka masing-masing. Hujan deras turun sehingga mereka pun makin nyaman tidur di balik selimut.

Menjelang subuh, serigala terbangun dan meraba-raba kasurnya yang terasa basah.

"Lho, kok basah ya? Apa aku mengompol?" pikirnya.

Pelan-pelan ia membuka mata, dan terkejut menyadari ternyata rumahnya sudah kebanjiran! Kasurnya yang diletakkan di atas lantai pun basah.

"Uwaaw!" serunya sampai terlompat. "Banjiirrr!"

Serigala bingung harus melakukan apa. Ia pun berkeliling menyelamatkan perabotannya yan bisa diselamatkan.

Sementara itu, ketika langit mulai terang, panda bangun dari tidur malam yang sangat nyenyak. Ia melihat halamannya dan tersenyum karena bunga-bunga di taman bersuka ria setelah tersiram hujan. Namun ketika ia menoleh ke rumah serigala, ia terkejut. Ia melihat serigala swdang sibuk mengumpulkan sampah dan mengeringkan perabotnya yang kebanjiran di halaman rumah.

"Waduuh serigala, apa yang terjadi?" seru panda.

Serigala pun menceritakan musibah yang baru saja ia lalui. Ia menyesal tidak mendengarkan nasihat panda untuk menjaga kebersihan rumahnya. Panda pun akhirnya membantu serigala membereskan rumahnya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-7: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 25, 2019 0 Comments

Kali ini, sesuai permintaan Sofie, Bundo mendongeng cerita tanah longsor.

Ada serombongan keluarga yang sedang melakukan perjalanan dari Padang ke Pekanbaru menggunakan mobil. Ada ayah, ibu, dan anak-anak.

Waktu di tengah perjalanan, sebelum memasuki area bukit-bukit gundul, langit terlihat menggelap. Angin pun berhembus kencang.

"Waah, mau hujan lebat kayaknya nih, Yah!" kata si ibu.

"Waduh, di depan kita ada bukit yang rawan longsor... Sebaiknya kita cari tempat beristirahat dulu, ya" ujar sang ayah.

"Kenapa gak jalan, yah?" kata si kecil di belakang.

"Kalau hujan lebat saat kita di area bukit nanti, kita bisa terjebak tanah longsor, nak. Berbahaya" terang ayah kembali. Para anak pun mengangguk mengerti.

Selagi mencari tempat untuk singgah, ternyata ada motor yang tetap melaju di jalan raya. Sang ayah berseru,

"Pak, hati-hati nanti bisa ada longsor! Ayo berhenti dulu!"

"Tidak bisa, Pak! Saya buru-buru!" motor pun terus melaju.

(Ceritanya bisa saling ngobrol di jalan raya. Hahaha)

Akhirnya mobil ayah melipir ke tempat makan terdekat, sementara si pengendara motor terus melaju kencang.

"Bagus, sebentar lagi bisa sampai nih, tinggal melewati bukit-bukit ini!" pikir bapak pengendara motor.

Namun hujan lebat pun turun. Angin pun bertiup kencang. Bukit yang memang sudah agak rapuh pondasinya beberapa meter di depan pengendara motor pun longsor. Si pengendara motor terkejut dan membanting setir hingga terpelanting dari motornya.

"Uaaahhhh....!!" serunya kesakitan. "Toloong... Toloong...!"

Namun sayang, tidak ada siapa pun di dekatnya. Semua orang menghindari bukit ketika hujan lebat turun.

Satu jam kemudian, ketika hari sudah cerah kembali, mobil si ayah dan keluarganya akhirnya berjalan melewati area bukit. Namun tentu saja, jalanan terputus karena ada longsoran tanah. Tapi dari kejauhan, si ayah melihat sesuatu yang janggal.

"Eh, ada orang tergeletak di jalan!"

"Ayo kita bantu, Yah!" ujar ibu.

Mereka pun bersegera menolong orang yang ternyata adalah pengendara motor tadi. Untunglah nyawanya masih dapat diselamatkan.

"Jadi Sofie, kalau hujan lebat, hati-hati sama tanah longsor di area perbukitan, yaa" pesan saya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari