Cincopa Gallery

...

Kamis, 05 September 2019

Bunsay 12-1: Keluarga Multimedia

September 05, 2019 0 Comments



KHAN ACADEMY KIDS



Ayah dan Ibu tentunya sudah pernah dong ya, mendengar web Khan Academy. Di web itu kita bisa belajar beragam bidang ilmu yang ada di sekolah/perguruan tinggi dengan cara belajar yang asyik dan sangat mudah dipahami. Nah, ternyata ada lagi, lho, yang namanya Khan Academy Kids yang merupakan aplikasi ponsel berisikan permainan edukasi yang cocok untuk balita.

Edukasi apa saja ya, yang dipelajari anak pada aplikasi ini? Banyak sekali, misalnya belajar mengenal warna, berhitung, ukuran, jumlah, suara alat musik, arti rambu lalu lintas, macam-macam pakaian, dan banyak lagi. Contohnya seperti di video ini, di mana anak sekedar diajarkan cara "tap and drag" atau sentuh dan geser. Untuk balita Ayah/Bunda yang gemas sekali mau mengutak-atik ponsel orang tuanya, bisa diinstalkan aplikasi ini yang pastinya memang cocok untuk anak-anak.

Hal yang menarik dari aplikasi permainan edukatif ini adalah sama sekali tidak ada iklannya. Jadi si kecil bisa puas mengeksplorasi permainan. Di sisi lain, ada beberapa hal yang bisa jadi menjadi hambatan dalam menikmati permainan ini, seperti bahasanya yang menggunakan bahasa Inggris tanpa teks. Yah, bayangin aja seperti nonton film luar negeri yang tidak ada teksnya. Buat sebagian orang tua, agak susah, ya. Bisa jadi, buat si anak sendiri juga bikin dia bingung. Selain itu juga tidak ada fitur memilih tema permainan. Tema permainan akan dipilihkan secara acak oleh komputer. Jadi kalau ada kejadian si kecil lagi asyik main bagian mengenal alat musik misalnya, lalu secara tidak sengaja aplikasi tertutup.... Saat anak menghidupkan aplikasinya lagi, tema permainan yang muncul adalah tema baru. Kalau mau dapat permainan alat musik tadi lagi, si anak harus coba keluar-masuk berulang kali sampai ia beruntung. Hal lain yang perlu jadi catatan adalah laju permainan yang tergolong santai alias lambat. Ya, namanya permainan untuk balita ya, ngga bisa diburu-buruin alurnya. Buat anak yang sudah pernah memainkan permainan lain di ponsel yang lebih cepat alurnya, ini bisa terasa membosankan.

Intinya sih, permainan edukasi ini menurut saya cocok bagi anak usia balita, belum terlalu terpapar permainan di gadget, dan dalam tahap mau dikenalkan dengan bahasa Inggris.

Bunsay 12-2: Keluarga Multimedia

September 05, 2019 0 Comments

CHAI'S PLAY

Kalau kemarin saya mereview aplikasi permainan untuk anak, nah kali ini saya akan mereview aplikasi yang dapat membantu para orang tua mencari ide aktivitas bersama anak. Apa tuh namanya? Chai's Play namanya!

Ketika memulai aplikasi ini, Ayah dan Ibu akan dimintai untuk memasukkan tanggal lahir sang anak. Nantinya si aplikasi akan menghitung sendiri berapa tahun berapa bulan dan berapa hari usia sang anak lalu merekomendasikan beragam aktivitas yang dapat dilakukan bersama anak sesuai dengan usianya. Seru, 'kan? Ragam aktivitas yang disarankan oleh aplikasi ini kebanyakan sangat sederhana. Contohnya seperti yang dapat dilihat di video, untuk Sofie yang berusia 3 tahun 8 bulan (1364 hari), aplikasi menyarankan permainan seperti melipat selimut bersama, atau menggambar bentuk menggunakan sedotan.

Selain aktivitas bersama anak, Chai's Play juga memberikan bacaan ringan untuk tambahan pengetahuan parenting bagi orang tua sebagaimana artikel mengenai menilai kadar percaya diri anak yang ada di dalam video. Ayah dan ibu sebagai pemilik akun pun bisa menyimpan ide aktivitas atau artikel sehingga bisa membacanya lagi di lain waktu.

Satu aplikasi yang sangat komplit, ya! Wajar saja aplikasi ini mendapat penghargaan sebagai aplikasi Pilihan Editor GooglePlay.

#Day2
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia
#ReviewAplikasi
#ReviewChaisPlay

Selasa, 13 Agustus 2019

Bunsay 11-2 : Fitrah Seksualitas

Agustus 13, 2019 0 Comments
Materi II  -  PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS SEJAK DINI




Review :
 
Materi kedua ditampilkan oleh tim pemateri ke-2. Topiknya berjudul Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Usia Dini. Isinya berupa: pengertian fitrah seksualitas, tahapan pendidikan seksualitas, peran ayah dan ibu dalam pendidikan fitrah seksualitas, serta adab yang harus diajarkan kepada anak.

Fitrah seksualitas didefinisikan sebagai bagaimana individu berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks yang fokusnya pada pendidikan seputar organ reproduksi maupun sistem reproduksi manusia. Masih berkaitan dengan topik sebelumnya, ya. Menurut saya topik utama di materi ini seharusnya adalah bagian adab itu tadi: adab masuk kamar orang tua, tidur terpisah dengan orang tua, berpakaian, memandang, dan berinteraksi. Namun sayangnya penjelasannya masih ditampilkan secara umum, tidak diuraikan secara jelas. Hal ini diakui juga oleh tim pemateri yang mengatakan bahwa mereka belum maksimal dalam memberikan materi.

Kekurangan isi materi oleh tim pemateri menurut saya pada akhirnya bisa diimbangi di sesi diskusi. Kelompok ini mendapatkan 9 pertanyaan masuk, yang lebih banyak dari pada presentasi kelompok sebelumnya. Pertanyaan yang masuk pun banyak bertanya seputar pelaksanaan pendidikan adab di lapangan, seperti kapan seharusnya anak pisah tempat tidur dengan orang tuanya, bagaimana cara meminta anak tidur di kamar sendiri, apa yang harus direspon oleh ibu ketika anak laki-lakinya mengomentari sang ibu yang lagi berdandan di rumah, bagaimana mengajarkan anak berpakaian tertutup di rumah, dsb. Selain itu sebagian penanya juga memikirikan peran ayah dalam pengasuhan, seperti bagaimana bila di sekolah tidak ada sosok guru laki-laki, dan bagaimana bila ayah bekerja jauh dari rumah sehingga tidak memungkinkan mendidik anak dari dekat.

Kesimpulan yang saya peroleh dari diskusi kelompok ke-2 adalah bahwa mendidik anak mengenai fitrah seksualitas bisa, lho, dimulai sejak dini. Tidak harus sejak anak usia SD apalagi remaja. Karena sejak anak berusia 15 tahun atau baligh, anak kita bukan lagi anak kita. Maka persiapkanlah masa sebelum anak berusia 15 tahun untuk menanamkan fitrah seksualitas yang baik bagi anak.

Minggu, 11 Agustus 2019

Bunsay 11-1 : Fitrah Seksualitas

Agustus 11, 2019 0 Comments
Materi I  -  PEMAHAMAN PERBEDAAN GENDER


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Catatan:
  • Tugas penulisan pada level ini adalah membuat review dari 10 materi yang disajikan oleh 10 kelompok
  • Review adalah peninjauan kualitas (kelebihan dan kekurangan) dari suatu hal (film, buku, tulisan, dll)
  • Hal yang di-review adalah: 
    • isi materi
    • keberlangsungan diskusi
    • kesimpulan yang diperoleh, dsb

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
 

Review:

Materi yang disajikan oleh tim pemateri memiliki dua sub bahasan utama, yaitu mengenai pemahaman perbedaan gender dan teknik mengenalkan perbedaan gender kepada anak. Dari materi ini, ada satu hal yang baru bagi saya, yakni definisi dari gender. Sebelumnya saya memahami bahwa gender itu sama dengan jenis kelamin. Namun setelah mempelajari materi ini saya baru paham bahwa saya telah keliru selama ini. Gender sangat berbeda dari jenis kelamin. Jenis kelamin ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Sifat jenis kelamin ini biologis, diberikan secara lahiriah oleh Tuhan dan tidak dapat diubah. Lain halnya dengan gender yang bersifat non biologis, merupakan pandangan individu mengenai dirinya, dapat dipengaruhi oleh kultur, dan dapat berubah. Makanya, ada yang namanya transgender, tapi tidak ada yang namanya transkelamin, hehehe.... Dengan pemahaman dasar yang sudah tepat inilah, saya rasa saya jadi jauh lebih siap dari sebelumnya untuk belajar mengenai fitrah seksualitas.


Dari segi tampilan materi, tim pemateri mampu menyajikan slide presentasi yang ringkas, padat, dan apik. Susunan layout-nya menarik dan warnanya cantik. Hanya saja, disayangkan pada beberapa bagian ada tulisan yang terlalu padat sehingga sulit dibaca. Beberapa kesalahan penulisan pun masih ditemukan pada slide tersebut. Namun hal ini masih dapat saya maklumi karena tim ini adalah tim pertama yang tampil setelah dilakukan pembagian kelompok kurang dari 2x24 jam sebelumnya.

Materi dibagikan sekitar pukul 11 siang dan kemudian dipresentasikan oleh tim pemateri pada pukul 16 sore. Tim pemateri memberikan kesempatan peserta kuliah untuk bertanya bila ingin menanggapi isi materi hingga pukul 15 sore. Sisa waktu sejam digunakan tim tersebut untuk mendiskusikan jawaban yang akan ditampilkan. Ketika presentasi, tim menyiapkan seorang moderator dan seorang pemateri. Moderator bertugas sebagai pembuka, penutup, dan pengarah jalannya diskusi sementara pemateri bertugas menyajikan jawaban dari hasil diskusi tim. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab dengan jawaban dari hasil diskusi tim, ada pula yang merupakan jawaban dari individu anggota tim. Tipe jawaban dari tim ini pun dinilai komplit oleh para peserta karena menyajikan versi jawaban yang umum maupun yang Islami. Hal yang saya kurang sukai adalah sebagian jawaban diperoleh dari hasil googling, bukan merupakan pemikiran tim itu sendiri. Namun mengingat kembali keterbatasan waktu untuk menyiapkan materi dan berdiskusi bagi tim ini, serta keterbatasan ilmu tentunya, membuat hal tersebut masih dapat dimaklumi.

Hal yang paling saya sukai dalam diskusi adalah anggota tim yang bukan bertugas sebagai moderator maupun pemateri bertindak sangat aktif meramaikan suasana. Di samping itu, penentuan prosedur presentasi seperti yang telah saya uraikan di atas merupakan inisiatif dari tim ini sendiri. Prosedur pengumpulan pertanyaan sebelum diskusi dimulai, penentuan adanya seorang moderator dan seorang pemateri yang akan tampil, dan penentuan gaya menjawab, itu semua sebelumnya tidak diatur oleh fasilitator dalam diskusi mekanisme tantangan level 11. Prosedur ini tampaknya berhasil dengan baik karena mendukung proses belajar bersama dan saya lihat ditiru oleh tim-tim selanjutnya.

Di antara tim lain, tim ini memiliki waktu pembentukan kelompok, perkenalan anggota, pembagian tugas, serta berdiskusi yang paling singkat. Bagi tim yang beranggotakan ibu-ibu (ada ibu rumah tangga maupun ibu pekerja), saya rasa hasil yang diberikan sudah sangat optimal. Hal ini terbukti dari semaraknya proses diskusi yang berlangsung.

Jumat, 26 Juli 2019

Bunsay 10-10: Membangun Karakter Lewat Dongeng

Juli 26, 2019 0 Comments

Dulu waktu kecil, saya suka sekali meminta mama saya untuk menceritakan dongeng perdebatan antara beragam benda mengenai siapa di antara mereka yang paling hebat. Misalnya antara pintu dan jendela.. Meja dan kursi.. Hingga bulan dan matahari. Sebenarnya jalan ceritanya simpel. Dari sekian benda yang saling adu mulut, ujung-ujungnya disimpulkan bahwa mereka masing-masing hebat, karena sama-sama dibutuhkan oleh manusia.

Nah, hari ini saya ingin memberikan Sofie dongeng serupa namun tidak sama. Topiknya mengenai perbandingan antara gizi hewan yang kita makan. Simak yuk, ceritanya....

Alkisah Pak Atan (nama tokoh pak tani di Didi and Friends) memiliki ternak ayam, kambing, sapi, dan kelinci. Suatu hari, Pak Atan mau mengadakan kenduri untuk merayakan ulang tahun anaknya. Anak-anak sekampung akan diundang makan malam pada acara ini.

Selagi Pak Atan sekeluarga sibuk merencanakan kenduri, para hewan ternak pun sibuk unjuk diri, saling bertanding siapa yang paling layak untuk disajikan di atas meja makan. (Note: Saya selalu menekankan ke Sofie kalau hewan-hewan itu bahagia kalau bisa bermanfaat untuk manusia.. Mereka senang bisa dikonsumsi, dari pada mati terbengkalai tanpa manfaat.. Kecuali jika matinya malah bisa menyuburkan tanah, yaa)

Ayam berkata, "Pasti Pak Atan akan memilihku. Selain rasaku yang lezat, aku juga bisa dimasak menjadi beragam jenis masakan. Akulah hewan favorit banyak orang, tok-petok!"

"Mbeeek", sanggah kambing. "Di mana-mana, akulah hewan yang selalu menjadi menu istimewa di segala kenduri. Pak Atan pasti akan memilihku!"

Sapi melenguh, "Heh kambing, kamu itu terlalu tinggi kolesterolnya. Meskipun kamu spesial, tapi tidak semua orang mau memakanmu. Tapi aku, akulah hewan yang lebih cocok untuk kenduri. Dagingku banyak, cocok dimakan untuk orang sekampung!"

Ketiga hewan tersebut terus berdebat sepanjang malam. Hanya ikan yang terdiam. Ia minder karena ialah hewan yang ukurannya paling kecil, serta sangat biasa. Harganya pun yang paling murah jika dibandingkan dengan hewan lainnya. Tidak istimewa sama sekali, pokoknya.

Akhirnya jadwal kenduri semakin dekat. Sehari menjelang kenduri Pak Atan beekunjung ke peternakannya untuk memilih hewan mana yang akan ia sajikan sebagai menu makan malam. Semua hewan berdiri tegak, bersiap untuk dipilih oleh Pak Atan. Namun apa yang terjadi? Pak Atan tidak mendekati kandang ayam, kambing, maupun sapi. Ia justru mendekati kolam ikan dan menangkap beberapa ekor ikan.

"Alhamdulillah dapat banyak. Anak-anak pasti senang bisa menikmati ikan-ikan yang banyak gizinya ini. Sudah tinggi protein, rendah lemak, kaya omega 3 yang bagus untuk kecerdasan otak anak-anak, lagi!" seru Pak Atan puas dengan hasil tangkapannya.

Ikan yang ditangkap takjub dengan puji-pujian Pak Atan terhadap dirinya. Sementara ketiga hewan lain hanya bisa melongo....

Ceritanya menarik 'kan, ya... Sebenarnya untuk pilihan akhir hewan apa yang mau dipilih, bisa kita ubah-ubah, kok. Tergantung situasi... Kalau mau anak suka makan ikan, maka jadikanlah ikan sebagai juaranya. Demikian pula sebaliknya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-9: Membangun Karakter Lewat Dongeng

Juli 26, 2019 0 Comments

Sore hari ini, saat sedang bingung mau mendongeng apa untuk Sofie, Sofie mengajak saya bermain boneka. Hmm, oke deh. Saya setuju untuk main, namun tidak seperti biasanya, saya ingin gaya bermain kami kali ini seolah-olah ia yang menentukan jalan ceritanya... Jadi seperti ia yang mendongeng kan, ya?

Jadi Sofie memegang sebuah boneka yang memerankan peran sebagai kakak. Lalu saya memegang boneka yang memerankan adik.

Boneka kakak awalnya menawarkan adik makan coklat. Adik bersemangat sekali menerima tawaran kakak. Lalu mereka makan coklat bersama-sama.

Kemudian, adik bilang bahwa ia juga mau makan permen, lolipop, agar-agar, dan gula-gula sekaligus. Boneka kakak yang dipegang Sofie, langsung melarang karena kalau banyak-banyak, nanti sakit gigi.

Boneka adik tetap bandel. Ia bilang kalau ia tidak mau makan sayur, buah, dan daging. Ia hanya mau makan cemilan.

Boneka kakak pun kembali merespon. Ia menjelaskan bahwa kalau buah dan sayur akan membuat tubuh sehat dan kuat.

Namun ya, boneka adik tetap ngotot makan cemilan manis. Akibatnya, ia ternyata meringis kesakitan. Giginya berlubang!

Boneka kakak yang khawatir, menyarankan boneka adik untuk bersegera menemui dokter gigi. Namun si adik lari sambil menutup giginya rapat-rapat.

Sofie pun mengerahkan kedua tangannya untuk menangkap boneka adik, dan memaksakan boneka dokter gigi untuk mengobati gigi boneka adik. Kemudian ia tertawa puas.

Hehehe....

Ini seperti cerminan pengalaman Sofie sendiri. Saya sering kali menjelaskan bahwa kebanyakan makan gula dapat membuat gigi berlubang dan terasa sakit. Tontonan Sofie pun sering saya berikan seputar kisah sakit gigi ini. Selain itu ia juga pernah berobat ke dokter gigi, kemudian giginya dibersihkan secara paksa waktu itu oleh sang dokter gigi. Mungkin karena berkesan, makanya ia mengarang permainan bonekanya dengan jalan cerita yang demikian.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Kamis, 25 Juli 2019

Bunsay 10-8: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 25, 2019 0 Comments

Hari ini Sofie meminta kembali dikisahkan mengenai bencana alam, tapi tentang banjir.

Awalnya, saya menceritakan fenomena alam hingga terjadi banjir. Awalnya orang-orang membangun rumah di area lembah. Nah, saat itu alam masih asri, area resapan air di daerah ketinggian masih berfungsi dengan baik. Kalau ada hujan di atas, airnya diserap oleh tanah di atas. Pokoknya aliran air masih normal, deh!

Tapi kemudian lama kelamaan karena jumlah penduduk bertambah, pembangunan rumah merambat hingga ke atas. Akhirnya area resapan air semakin berkurang. Jadinya bila hujan turun di atas, maka rumah-rumah yang ada di bawah akan kebanjiran, karena air yang tidak terserap di atas akan mengalir menjadi banjir di area bawah.

"Kok ceritanya gitu aja?" protes Sofie.

Saya tertawa. Dia sepertinya lebih suka cerita yang ada tokoh dan dialognya.

Akhirnya saya cerita ulang kisah banjir, namun dengan tokoh panda dan serigala. Si panda suka sekali menjaga kebersihan rumahnya. Setiap pagi halaman disapu. Sampah dikumpulkan dan dibuang ke tempat sampah. Sementara serigala malas bersih-bersih. Semua sampah ia buang sembarangan. Akibatnya, rumahnya terlihat seperti tumpukan sampah.

Panda sudah sering menegur kebiasaan buruk serigala ini. Namun serigala masa bodoh. Ia terus saja berbuat sekenanya.

Sampai pada suatu hari. Waktu itu malam. Semua hewan tidur lelap di rumah mereka masing-masing. Hujan deras turun sehingga mereka pun makin nyaman tidur di balik selimut.

Menjelang subuh, serigala terbangun dan meraba-raba kasurnya yang terasa basah.

"Lho, kok basah ya? Apa aku mengompol?" pikirnya.

Pelan-pelan ia membuka mata, dan terkejut menyadari ternyata rumahnya sudah kebanjiran! Kasurnya yang diletakkan di atas lantai pun basah.

"Uwaaw!" serunya sampai terlompat. "Banjiirrr!"

Serigala bingung harus melakukan apa. Ia pun berkeliling menyelamatkan perabotannya yan bisa diselamatkan.

Sementara itu, ketika langit mulai terang, panda bangun dari tidur malam yang sangat nyenyak. Ia melihat halamannya dan tersenyum karena bunga-bunga di taman bersuka ria setelah tersiram hujan. Namun ketika ia menoleh ke rumah serigala, ia terkejut. Ia melihat serigala swdang sibuk mengumpulkan sampah dan mengeringkan perabotnya yang kebanjiran di halaman rumah.

"Waduuh serigala, apa yang terjadi?" seru panda.

Serigala pun menceritakan musibah yang baru saja ia lalui. Ia menyesal tidak mendengarkan nasihat panda untuk menjaga kebersihan rumahnya. Panda pun akhirnya membantu serigala membereskan rumahnya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-7: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 25, 2019 0 Comments

Kali ini, sesuai permintaan Sofie, Bundo mendongeng cerita tanah longsor.

Ada serombongan keluarga yang sedang melakukan perjalanan dari Padang ke Pekanbaru menggunakan mobil. Ada ayah, ibu, dan anak-anak.

Waktu di tengah perjalanan, sebelum memasuki area bukit-bukit gundul, langit terlihat menggelap. Angin pun berhembus kencang.

"Waah, mau hujan lebat kayaknya nih, Yah!" kata si ibu.

"Waduh, di depan kita ada bukit yang rawan longsor... Sebaiknya kita cari tempat beristirahat dulu, ya" ujar sang ayah.

"Kenapa gak jalan, yah?" kata si kecil di belakang.

"Kalau hujan lebat saat kita di area bukit nanti, kita bisa terjebak tanah longsor, nak. Berbahaya" terang ayah kembali. Para anak pun mengangguk mengerti.

Selagi mencari tempat untuk singgah, ternyata ada motor yang tetap melaju di jalan raya. Sang ayah berseru,

"Pak, hati-hati nanti bisa ada longsor! Ayo berhenti dulu!"

"Tidak bisa, Pak! Saya buru-buru!" motor pun terus melaju.

(Ceritanya bisa saling ngobrol di jalan raya. Hahaha)

Akhirnya mobil ayah melipir ke tempat makan terdekat, sementara si pengendara motor terus melaju kencang.

"Bagus, sebentar lagi bisa sampai nih, tinggal melewati bukit-bukit ini!" pikir bapak pengendara motor.

Namun hujan lebat pun turun. Angin pun bertiup kencang. Bukit yang memang sudah agak rapuh pondasinya beberapa meter di depan pengendara motor pun longsor. Si pengendara motor terkejut dan membanting setir hingga terpelanting dari motornya.

"Uaaahhhh....!!" serunya kesakitan. "Toloong... Toloong...!"

Namun sayang, tidak ada siapa pun di dekatnya. Semua orang menghindari bukit ketika hujan lebat turun.

Satu jam kemudian, ketika hari sudah cerah kembali, mobil si ayah dan keluarganya akhirnya berjalan melewati area bukit. Namun tentu saja, jalanan terputus karena ada longsoran tanah. Tapi dari kejauhan, si ayah melihat sesuatu yang janggal.

"Eh, ada orang tergeletak di jalan!"

"Ayo kita bantu, Yah!" ujar ibu.

Mereka pun bersegera menolong orang yang ternyata adalah pengendara motor tadi. Untunglah nyawanya masih dapat diselamatkan.

"Jadi Sofie, kalau hujan lebat, hati-hati sama tanah longsor di area perbukitan, yaa" pesan saya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-6: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 25, 2019 0 Comments

Tidak seperti biasanya, hari ini Sofie minta didongengkan kisah gempa bumi. Dia memang sedang suka menonton video Baby Bus kisah bencana alam di Youtube. Oke lah nak, Bundo ceritakan ya, kisah gempa bumi.

Alkisah ada hewan-hewan kecil yang sedang bersekolah. Ada panda, monyet, kelinci, kuda nil, dan lain-lain. Sewaktu jam pelajaran sama ibu guru domba, tiba-tiba ada getaran.

"Gempa bumii" teriak salah seorang siswa.

"Anak-anak, ayo berlindung di bawah meja!" seru bu guru.

Para hewan kecil segera menyelamatkan diri di bawah kolong meja. Namun si monyet malah lompat ke atas meja dan berteriak-teriak panik.

Panda kecil yang berada di dekatnya pun menegur, "Monyet, jangan panik! Tetap tenang dan ayo lindungi kepalamu dari reruntuhan. Ayo sembunyi di bawah meja!"

"Iya iyaa~!"

Kemudian setelah beberapa saat goncangan gempa mulai berkurang. Ibu guru domba pun keluar dari balik mejanya.

"Anak-anak, sekarang ambil tas kalian, lindungi kepala kalian dengan tas, ya.... Mari kita berbaris rapi turun ke lapangan menggunakan tangga. Tetap tenang dan tertib, oke?"

"Oke buuu...!" jawab hewan-hewan kecil serempak.

Para penghuni kelas itu pun turun dengan selamat sampai ke lapangan di depan sekolahan.

"Nah bagus, ingat ya, anak-anak, ketika ada bencana, tetaplah tenang supaya bisa berpikir jernih. Kemudian lindungilah diri kalian segera!"

"Kalau ada gempa, kalau kita berada di dekat pintu keluar, bersegeralah keluar dan berdiri jauh dari gedung. Namun kalau kita berada di dalam ruangan, lindungi dulu diri kalian di bawah kolong meja, atau ke kamar mandi, dan saat kondisi membaik, barulah bersegera ke luar ruangan."

Sambil saya bercerita, Sofie senang sekali mengarahkan cerita saya. "Jangan panik!", "Sembunyi di bawah meja!", atau "Sembunyi di kamar mandi!" katanya. Hehehe....

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Rabu, 24 Juli 2019

Bunsay 10-5: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 24, 2019 0 Comments
Hasil gambar untuk jerapah tidur berdiri

Saya teringat salah satu kisah dari sebuah buku yang suka saya baca akhir-akhir ini. Kisahnya menceritakan bahwa bayi jerapah itu ketika baru lahir dan berusaha untuk berdiri, kakinya akan ditendang keras oleh induknya sehingga ia terjatuh. Lalu jika ia mencoba berdiri kembali, induknya lagi-lagi akan menendangnya hingga terjatuh. Begitu terus berulang-ulang. ...terkesan kejam, ya? Namun, tahu tidak Bunda, ternyata induk jerapah melakukan itu supaya anak jerapah tersebut akan memiliki kaki yang kokoh, yang tidak akan pernah mudah terjatuh. Hal ini diperlukan jerapah untuk dapat melindungi diri mereka di alam liar.

Saat mengisahkan kisah itu kepada Sofie, ia suka sekali waktu saya menceritakan adegan si induk menendang kaki anaknya berulang-ulang. Mungkin karena ekspresi saya bombastis ya waktu itu, hehehe....

Hikmah yang saya rangkum dari sini untuk Sofie adalah ada kalanya orang tua menunjukkan rasa sayang ke anaknya dengan cara yang terlihat kejam, padahal itu demi kebaikan anaknya di masa mendatang. Misal nih, Sofie main gadget lama-lama, Bundo akan marah. Kenapa marah? Karena Bundo sayang sama mata Sofie....


#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Selasa, 23 Juli 2019

Bunsay 10-4: Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng

Juli 23, 2019 0 Comments
Malam ini, saya kembali memanfaatkan senter dongeng sebagai sarana mendongeng ke Sofie. Kisah yang saya pilih adalah kisah Rubah dan Kucing. Ini termasuk kisah yang baru saya tahu. Jadi, sebelum mulai menceritakannya, saya googling dulu, plotnya gimana sih...? Ternyata ini termasuk kisah fabel lama yang populer di Eropa di masa lalu yang sepertinya kepopulerannya tidak sampai ke Indonesia.



Hasil gambar untuk rubah dan kucing


Kisahnya cukup singkat. Rubah dan kucing sedang berjalan melintasi hutan. Sambil berjalan berdua, mereka mengobrol tentang taktik menyelamatkan diri dari incaran serigala-serigala pemburu. Rubah menyombongkan diri bahwa ia punya seratus cara untuk selamat dari kejaran serigala. Kucing terkagum-kagum dan menyatakan bahwa ia hanya punya satu cara. Lalu kucing bertanya, apa saja seratus cara yang diketahui rubah, namun rubah tidak mau menjawabnya.

Di saat yang bersamaan, ternyata tiga ekor serigala pemburu sedang berkeliaran. Mereka mengendus bau rubah dan kucing kemudian berlarian mengincar kedua hewan tersebut. Rubah dan kucing terkejut mendengar auman serigala dari jauh. Kucing pun bersegera mencari pohon yang kokoh dan tinggi kemudian memanjatnya. Sementara itu rubah berdiri bingung mau menyelamatkan diri dengan taktik yang mana dari seratus taktik yang ia miliki. Lama kelamaan serigala semakin mendekat. Kucing mengingatkan rubah untuk segera menyelamatkan diri. Namun terlambat, karena begitu bingungnya menentukan cara yang mana, rubah justru diterkam oleh para serigala.

Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah pertama, jangan menyombongkan diri. Kedua, lebih baik kita punya satu cara yang pasti akan berhasil dalam menyelesaikan masalah daripada banyak cara namun belum pasti keberhasilannya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Bunsay 10-3 : Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng

Juli 23, 2019 0 Comments
Saya baru membeli senter dongeng dari toko online buat Sofie. Senter ini punya beberapa film yang kalau kita pasang di badannya, nanti filmnya bisa dipantulkan ke mana saja, seperti dinding kamar ataupun loteng. Tergantung ke arah mana kita memancarkan sinar senternya. Kalau dihidupkan dikala kamar sudah gelap menjelang jam tidur anak, wow... acara mendongeng kita bisa jadi seru sekali lho, bunda!

Hasil gambar untuk itik buruk rupa

Satu kisah yang saya pilih adalah kisah Itik Buruk Rupa. Dongeng karya Hans Christian Andersen ini pasti sudah tak asing lagi ya, sama bunda-bunda semua. Kisah ini menceritakan kisah seekor bayi angsa hitam yang menetas di tengah-tengah bayi itik. Mereka mengira ia pun itik, namun berwarna hitam. Warnanya tersebut dianggap tidak menarik oleh saudara-saudaranya yang memiliki bulu berwarna kuning keemasan. Selain itu, suaranya pun tidak berbunyi "kwek kwek" melainkan "ook ook". Sungguh tidak enak didengar! Induk bebek tidak mau mengakui bahwa si hitam ini adalah anaknya. Ia pun diejek dan dijauhi oleh keluarganya. Tentu ia sangat bersedih hati.

Hingga akhirnya pada suatu hari, ketika si itik hitam ditinggal jalan-jalan oleh induk dan saudara-saudaranya, ia bertemu dengan seekor angsa putih yang sangat anggun. Sang angsa menghiburnya yang sedang terlihat sedang menangis. Setelah si itik hitam menceritakan kisahnya, sang angsa malah menjelaskan kalau ia sama sekali bukanlah seekor bebek seperti keluarganya yang lain melainkan seekor bayi angsa yang kelak saat tumbuh dewasa, ia akan menjadi putih dan anggun seperti dirinya.

Kemudian waktu pun berlalu. Si itik buruk rupa pun menjelma menjadi angsa putih yang anggun. Ketika bertemu dengan keluarga lamanya, mereka terpana melihat betapa indah saudara yang dulu mereka hina.

Waktu menceritakan kisah ini, karena Sofie sendiri tidak paham bentuk itik dan angsa seperti apa. Tapi yang saya tekankan kepadanya adalah kalau kita tidak boleh mengejek bentuk fisik orang lain bagaimanapun buruknya wujudnya sebab mereka pun diciptakan Allah sama seperti kita. Menghina wujud suatu makhluk, berarti sama dengan menghina penciptanya.


Note: Saya gak paham beda itik dan bebek, lalu benarkah angsa itu saat lahir berwarna hitam dan berbunyi ook ook... Semoga penamaan hewan di atas nggak salah ya, hihi...

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Senin, 22 Juli 2019

Bunsay 10-2 : Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng

Juli 22, 2019 0 Comments
Hasil gambar untuk kakek dan kapak

Sebenarnya bingung, ya, mau mendongeng apa ke anak. Seolah semua dongeng dan cerpen yang suka saya baca dari majalah Bobo waktu kecil hilang semua saat saya mau mencoba mendongeng untuk Sofie. Nah, di hari kedua ini, ada satu-satunya cerita yang saya ingat, yaitu kisah kakek yang kehilangan kapak. Bunda-bunda ingat ceritanya?

Begini kisah singkatnya, ya....


Alkisah, ada seorang kakek miskin penebang kayu yang tinggal di sebuah desa. Ketika berjalan-jalan di sekitar danau kala sedang bekerja, secara tidak sengaja kapak si kakek terjatuh dan tenggelam ke dasar danau. Si kakek pun bersedih karena ia telah kehilangan satu-satunya alat yang membantu ia mencari nafkah. Ternyata, dari dalam danau, muncullah seorang dewi yang ingin membantu mengambilkan kapak si kakek. Kapak pertama yang diambil oleh sang dewi adalah kapak yang gagangnya terbuat dari emas. Kapak itu kalau dijual harganya bisa membuat si kakek dan istrinya kaya raya dalam sekejap. Namun, karena si kakek jujur dan tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia mengatakan bahwa kapak emas tersebut bukanlah miliknya. Kapak miliknya hanyalah kapak kayu biasa yang sudah butut dan kotor. Akhirnya karena kejujuran si kakek, sang dewi mengembalikan kapak kayu si kakek serta menghadiahkan kapak emas untuknya.

Cerita kakek miskin yang mendadak kaya raya tersebut terdengar oleh seluruh penduduk desa, termasuk salah satu tetangganya, seorang kakek penebang kayu yang culas. Ia pun mencoba peruntungannya. Ia sengaja menjatuhkan kapak kayunya, menangis, dan akhirnya ia pun bertemu dengan sang dewi yang menanyakan hal yang sama. Namun karena kerakusannya, ia langsung mengakui bahwa kapak emas adalah kapak miliknya. Sang dewi murka dan menenggelamkan si kakek ke dalam danau.

Respon Sofie yang saya perhatikan adalah dia bingung, kapak itu benda apa. Hahaha... Memang sepertinya Sofie tidak pernah melihat alat bernama kapak ini. Kemudian, daripada menyimak jalan cerita, ia lebih suka "membeo" alias menirukan ucapan setiap tokoh yang saya kisahkan. Poin pengamatan terakhir saya adalah bahwa sepertinya tingkat cerita ini masih terlalu tinggi untuk anak seusianya. Selain karena jalan ceritanya yang panjang, Sofie pun perlu menyimak dengan baik untuk memahami kisahnya.

#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Minggu, 14 Juli 2019

Bunsay 10-1 : Membangun Karakter Anak Melalui Dongeng

Juli 14, 2019 0 Comments
Beberapa hari yang lalu, saya menceritakan sebuah dongeng ke Sofie sebelum kami tidur malam. Dongengnya terinspirasi dari salah satu hadits yang saya baca dari Komik Hadis 99 Pesan Nabi-nya Pak Vbi Djenggoten.

"Sofie, sini deh, Bundo mau cerita," saya yang lagi rebahan, menarik Sofie untuk ikut tiduran di samping saya.

Sofie yang biasanya engga bisa tiduran tenang kayak Bundonya yang malas bangun kalau sudah ketemu kasur ini, tumben banget, malah semangat sekali ikut tiduran.

"Ayuk, ayuk!" katanya.

Saya pun mulai bercerita....

"Di suatu tempat, ada seorang anak perempuan kecil, berumur 3,5 tahun... Rambutnya keriting... Namanya...."

"Sofie!" sahutnya bersemangat.

Saya ketawa, sengaja saya buat tokoh yang ciri-cirinya mirip dengan si kecil supaya dia bisa mengasosiasikan kisah yang dialami tokoh tersebut dengan kisah dirinya sendiri.

"Jangan deh, namanya jangan Sofie... Hmm sebut aja Maria."

"Maria lagi makan cemilan keju yang ditaruh di sebuah mangkuk kecil." lanjut saya. "Terus, Maria bilang, 'Aku kenyang... Nanti aku lanjut lagi, ah, makannya.' Kemudian ia meletakkan mangkuk yang masih berisi sedikit cemilan itu di lantai, lalu berlari meningalkannya. Maria bermain-main, sampai melupakan kalau mangkuk cemilannya tadi belum ia tutup."

"Lalu engga lama kemudian, lewat seekor tikus yang kelaparan. 'Hmm... ada bau makanan enak, nih!' pikir si tikus. Ia pun berjalan menuju sumber bau yang berasal dari cemilan keju Maria. 'Waah... aku pesta besar, nih! Banyak cemilan yang bisa kumakan...!' Si tikus pun lompat ke dalam mangkuk, dan memakan cemilan sepuasnya."

"Mama Maria heran mendengar suara mangkuk berdenting-denting. Ia kemudian mencari tahu, dan kaget begitu melihat ada tikus di dalam mangkuk makan Maria. 'Kyaaaaaaaaaa!' seru mama. Maria pun segera mendatangi mamanya. Ia ikut kaget melihat mangkuk cemilannya tumpah dan seekor tikus berlari terbirit-birit menjauhinya."

"'Mama, minta maaf...' kata Maria menyesal. 'Makanan Maria dimakan sama tikus, hii... jijik, 'kan?' ujar mama. 'Iya, ma, jijik...'. 'Kenapa gak ditaruh di atas meja dan ditutup tadi?' tanya mama. 'Lain kali ditutup ya, piring dan gelasnya kalau masih mau dipakai...' Maria pun mengangguk."

"Ceritanya selesai, deh!"

Sofie ikut meringis geli ketika saya menceritakan kisah pendek ini. Selama saya bercerita, Sofie asyik menirukan ucapan Maria. Saya pikir ia lebih tertarik meniru suara tokoh dibandingkan menyimak kisahnya. Eh, tetapi sehari kemudian, waktu ia makan, ia menyeletuk, "Piringnya harus ditutup ya, Bundo, biar nggak ada tikuus...!" Saya yang hampir melupakan dongeng itu, tersenyum. Ternyata ia menyimak juga.









#GrabYourImagination
#Kuliah BunSay IIP
#Level 10
#MembangunKarakterAnakMelalui Dongeng
#Tantangan 10 hari

Kamis, 09 Mei 2019

Bunsay 8-10: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Mei 09, 2019 0 Comments

Salah satu tontonan dari youtube yang disukai Sofie adalah Nussa dan Rarra. Ia berkesan sekali ketika melihat sosok makhluk kecil merah yang bertanduk, yang kita kenal dengan sebutan setan. Setan muncul di episod ketika Rarra tidak bisa tidur. Setelah kasur disapu oleh Nussa dan Rarra diajarkan membaca doa, barulah setannya kabur. Karena wujudnya yang "unik" ini maka Sofie jadi merasa berkesan.
.
Sosok setan kartun di film Nussa dan Rarra ini sering saya jadikan semacam "ancaman" jika Sofie berbuat hal yang kurang bagus. Sebagai contohnya seperti hari ini, ketika Sofie buang-buang air ketika mandi. Ia suka sekali membuka kran air lalu berkumur-kumur berulang-ulang. Nah, di saat seperti ini saya beritahu Sofie kalau orang yang suka mubazir itu disukai setan. Sofie pun biasanya bersegera untuk menyudahi boros-boros airnya.
.
.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8 
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 08 Mei 2019

Bunsay 8-9: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Mei 08, 2019 1 Comments




Karena sudah mendekati hari ke-10 pada tantangan 10 hari yang sedang saya dan Sofie lakukan ini, maka saya ingin mengajak Sofie membuka salah satu pos tabungannya untuk dimanfaatkan. Pos yang saya pilih adalah pos sedekah karena kalau mengambil pos tabungan masa depan saya rasa belum saatnya, sementara pos belanjaan yang ingin dipakai Sofie untuk beli mainan juga menurut saya isinya belum seberapa. Ditambah sekarang adalah momen bulan Ramadhan, yang merupakan saat yang baik untuk bersedekah.





Sofie setuju dengan usulan saya untuk membuka tabungan sedekahnya. Di dalamnya sudah terdapat uang senilai Rp 13.200. Saya masukkan uang tersebut ke dalam amplop angpau ayah Sofie tahun lalu yang tidak terpakai, lalu saya ajak Sofie keluar rumah untuk mencari orang yang layak diberikan sumbangan.

Sofie mencari sosok kakek-kakek untuk menerima amplop sedekah darinya, mungkin karena ia masih terinspirasi kisah keluarga kura-kura yang saya ceritakan sebelumnya. Sementara itu, saya jelaskan kepadanya kalau orang yang kita cari tidak mesti berwujud seorang kakek-kakek, bisa saja seorang nenek-nenek, ibu-ibu, atau anak-anak, asalkan orang itu memang terlihat layak menerimanya. Sofie pun setuju.

Namun sepanjang perjalanan di rute yang biasa kami lalui, kami tidak menemukan sosok orang yang membutuhkan sedekah. Sempat sih saya melihat sepasang suami istri yang mengendarai becak sepeda yang mengangkut tumpukan kardus bekas, namun karena posisi kami berdua ketika berpapasan di dekat persimpangan jalan--yang mana membuat saya sulit berhenti dari mobil lalu memanggil mereka--maka mereka batal jadi target penerima sedekah. Pencarian pun kami lanjutkan malam harinya bersama ayah Sofie, namun lagi-lagi kami tidak menemukan sosok yang tepat. Akhirnya rencana bersedekah dari tabungan sedekah Sofie hari ini gagal terlaksana. Sofie pun saya sarankan untuk menyimpan dulu amplop sedekahnya sampai ia menemukan penerima yang tepat suatu hari nanti.


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 07 Mei 2019

Bunsay 8-8: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Mei 07, 2019 0 Comments

Salah satu aktivitas bermain favorit Sofie adalah main boneka. Kadang dia asyik main sendiri, kadang saya ikut main bersamanya. Hari ini, kami memainkan boneka Sofie bersama-sama. Boneka yang dipakai adalah boneka LOL yang diberi nama Bundo, Sofie, dan Talitha (nama salah seorang sepupu Sofie).
.
Ceritanya, boneka Bundo sedang berjualan es krim. Boneka Sofie dan Talitha yang sedang bermain, pingin beli es krim. Mereka masing-masing punya uang lima ribu rupiah, sementara harga sepotong es krim adalah sepuluh ribu rupiah. Mereka pun menggabungkan kedua uangnya untuk membeli satu es krim dan dinikmati berdua.
.
Eh, ternyata cerita belum selesai sampai di situ. Boneka Sofie mau tambah es krimnya lagi karena belum puas. Akhirnya boneka Sofie dan Talitha melobi boneka Bundo supaya bisa diberikan es krim secara gratis. Akhirnya boneka Bundo membolehkan, dengan catatan mereka berdua harus mencuci mobil boneka Bundo dahulu. Hehehe..
.
Jalan cerita ketika bermain boneka ini sebenarnya kami ambil dari dalah satu video tontonan Sofie di Youtube. Dari menonton video tersebut, sekaligus dengan memerankannya melalui permainan boneka, Sofie bisa saya ajak sedikit mengenal besaran uang, mata uang serta penjumlahan sederhana.
.
.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Minggu, 05 Mei 2019

Bunsay 8-7: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Mei 05, 2019 0 Comments
Dua hari terakhir saya mengajak Sofie untuk mengantarkan kue ke rumah nenek-neneknya. Yang satu mertua saya di sebelah rumah. Yang satu lagi ke kakak tertua mama saya yang tinggal sekitar satu kilometer dari rumah.

Meskipun masih bingung, Sofie ya ikut-ikut saja waktu saya ajak berkunjung. Yang memberikan kue pun akhirnya saya, karena Sofie waktu dimintai memberikan sendiri juga malah menolak. Heuheuheu.... Masih belum paham sepertinya.

Saya pun mengajak Sofie berdialog,

Bundo : "Sofie, kenapa coba Bundo bagi-bagi kue ke orang lain?"

Sofie : "Mm...Iya". Sepertinya Sofie bingung dengan pertanyaan saya.

Bundo : "Karena... Bundo mau bagi-bagi rezeki. Kalau kita bagi-bagi rezeki, Allah akan kasih kita rezeki lebih banyak."

Sofie : "Sofie boleh gak, makan kuenya?"

Saya terbahak karena respon si kecil nggak nyambung.

Bundo : "Kalau Sofie habis kasih kue ke orang, boleh memang dimakan kuenya?"

Sofie : "Iya dong"

Bundo: "Kalau boleh sama orangnya, ya makan aja."

Yah, kalau kamu sudah besar nanti, semoga kamu jadi orang yang pemurah untuk berbagi rezeki ke orang-orang di sekitarmu ya, Nak....


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Sabtu, 04 Mei 2019

Bunsay 8-6: Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

Mei 04, 2019 0 Comments
"Pakeeet....." panggil abang-abang petugas ekspedisi dari luar rumah.

Saya bergegas membuka pintu dan menerima sekotak paket yang berisikan dua buah mainan anak, pesanan saya seminggu sebelumnya. Sofie yang kegirangan, ikut semangat menunggu saya membuka paket tersebut. Ada dua buah mainan, yang satu mainan buaya-buayaan yang bisa menggigit kalau kita salah menekan giginya, dan satu lagi robot yang bisa buat dijadikan jam tangan.

"Yeeyy!" sorak Sofie senang menerima mainan buayanya yang ia tahu itu ditujukan untuknya. Tapi kemudian ia tertarik dengan mainan robot. "Kok ada dua, Bundo?"

"Ini buat bang Adzkan, ya... Buat Sofie yang buaya ini aja, ya. Kalau robot ini 'kan mainan cowok," terang saya supaya Sofie tidak merengek-rengek meminta mainan robot yang memang saya pesan untuk dijadikan kado ke anak salah satu teman. Syukurlah Sofie paham.

"Sofie Sofie, yang kasih Sofie mainan siapa?"

"Bundo!" jawabnya.

"Bundo bisa beli mainan karena ada uang. Uangnya siapa yang kasih?" tanya saya lagi.

"Mmm..." Sofie cuma tersenyum bingung.

"Allah yang kasih..."

"Sofie nanti mau beli mainan banyak, yang surprise egg itu..." celotehnya kemudian.

"Kalau Sofie mau beli mainan lagi, mintanya ke Bundo apa ke Allah?"

"Ke... Bundo!"

"Yang kasih Bundo uang k'kan Allah, jadi mintanya ke Allah, dong!" jelas saya.

Sofie hanya tersenyum. Kemudian, setelah berpikir sejenak, saya lanjutkan lagi, "Gini Sofie, kalau Sofie mau sesuatu, Sofie bisa bilang ke Bundo, terus ditambah berdoa sama Allah, yaa". Si kecil mengangguk.

"Terus, kalau dikasih kado sama orang, bilang apa ke orangnya, Sofie?"

"Terima kasih!"

"Sama-samaa.... Terus sama Allah bilang apa?"

"Alhamdulillah...!"

Yang ini, baru nilai jawabannya seratus, Nak! Hehehe....


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Jumat, 03 Mei 2019

Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini (Game Bunsay 8-5)

Mei 03, 2019 0 Comments

Ninik Sofie dari Pekanbaru hari ini menelepon. Wah, senang sekali Sofie menerima teleponnya. Ninik bertanya, "Sofie sekarang punya tabungan, ya?". Iya, jawabnya.

Lalu sepertinya ninik menanyakan mau dipakai untuk apa uangnya, karena kudengar Sofie lanjut berceloteh, "Yang pink buat beli mainan, yang biru buat nabung, yang hijau buat dikasih ke kakek...!" lalu, dia langsung menutup teleponnya.

Loh? Looh??

Kok main nutup ajaa... Gak sopaann...

Dia tutup hapenya karena mau main-main dengan hape Bundonya. Haduh!

Sofie hebat, masih ingat untuk apa ia diajak menabung 😆 Meskipun, tertukar menyebutkan fungsi kotak warna pink dan biru, dan masih keliru menyebutkan bersedekah dengan kasih uang ke kakek. Hihihi....


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Kamis, 02 Mei 2019

Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini (Game Bunsay 8-4)

Mei 02, 2019 0 Comments
Hari ini, saya, suami, dan Sofie pergi ke bengkel untuk mengganti dua ban mobil sebelah depan kami yang sudah bertahun-tahun belum diganti. Kondisinya memang sudah parah... gundul dan retak-retak... Wah, gak kebayang deh, alhamdulillah engga ada masalah sejauh ini selama kami menggunakan mobil ini di dalam maupun ke luar kota. Tidak cuma ban mobil, kami juga mengganti karet wiper yang jika digunakan sampai menggores-gores kaca mobil. Tagihan totalnya... emmm... Besar juga yaa... 😓

Ngomong-ngomong soal biaya perawatan kendaraan, bunda yang memiliki kendaraan di rumah, apakah sudah pernah menghitung perkiraan biaya tahunannya?

Di jalan pulang dari bengkel, saya ngobrol dengan suami, berapa sih sebenarnya uang yang perlu dipersiapkan kalau kita memiliki kendaraan? Dan inilah hasil tanya-jawab yang berhasil saya rangkum....
  • Pajak mobil 1.500.000 per tahun
  • Servis rutin 400.000 per 6 bulan alias 800.000 per tahun
  • Membersihkan AC 650.000 per 2 tahun alias 325.000 per tahun
  • Mengganti 4 ban mobil 3.200.000 per 4 tahun alias 800.000 per tahun
  • Bensin pertalite 400.000 per bulan alias 4.800.000 per tahun
Bisa dilihat... Pengeluaran paling luar biasa itu di bensin ya... Hiks...

...dan total pengeluaran mobil tahunan adalah 8.225.000 rupiah. Kalau dibulatkan ke atas mencapai 8,5 juta. Angka ini hanya perkiraan ya, bisa lebih besar atau lebih sedikit tergantung seberapa sering kita menggunakan mobil dan tergantung standar harga di kota kita.

Malamnya, sebelum tidur, saya ajak Sofie berdoa seperti biasa. Bedanya, kali ini saya tambahkan doa ucapan syukur... "Ya Allah, terima kasih hari ini Sofie dapat rezeki bisa jalan-jalan sama Ayah Bundo... Dapat rezeki bisa mengganti ban mobil dan wiper... Juga makan siang enak di luar. Aamiinn...."


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Rabu, 01 Mei 2019

Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini (Game Bunsay 8-3)

Mei 01, 2019 0 Comments
Selama dua hari terakhir, saya mencari ide mau membuat tabungan 3S (save, spend, dan share) dari apa karena saya tidak punya toples bekas. Akhirnya timbullah ide, untuk membuatnya dari kardus kemasan pembalut Hibis yang kini berukuran kecil. Satu kotak kardus itu rencananya akan saya beri sekat sehingga bisa terbagi menjadi tiga ruang. Satu untuk tabungan "saving", satu untuk "spending", dan satu lagi untuk "sharing". Brilian, 'kan? Wkwkwk...
.
Supaya terlihat lebih eye catching bagi anak, saya lapisi bagian luarnya dengan kain flanel yang kebetulan tersedia di rumah bekas membuat boneka beberapa hari sebelumnya. Saya gunakan warna yang berbeda untuk membedakan pula fungsi tiap tabungannya. Maka jadilah kotak tabungan yang disebut sebagai Kotak Harta Karun oleh Sofie karena memang bentuknya menyerupai kotak harta karun.

.
Bundo : "Sofie ingat gak, cerita abang, kakak, dan adik kura-kura kemarin? Abang pakai uangnya buat apa?"
.
Sofie: "Buat beli mainan!"
.
Bundo: "Betul, buat belanja, ya! Kalau kakak?"
.
Sofie: "Buat ditabung!"
.
Bundo: "Betul lagi. Kalau adik?"
.
Sofie: "Buat dikasih ke kakek!"
.
Bundo: "Buat disedekahin yang betul ya, Nak. Nah sekarang, di kotak harta karun Sofie ini ada tiga warna, warna biru, pink, sama hijau. Mana yang Sofie mau buat belanja, buat diambil waktu gede, sama sedekah?"
.
Sofie pun menentukan warna biru untuk tabungan belanja, pink untuk tabungan masa depan, dan hijau untuk sedekah. Lalu saya berikan ia uang pecahan berjumlah Rp 5.000 yang terdiri dari satu koin seribu dan dua lembar uang dua ribu. Sofie kemudian saya pinta untuk memasukkannya ke kotak harta karunnya.
.
Awalnya Sofie mau memasukkan semuanya ke kotak warna biru karena mau beli mainan. Hahaha... Saya pun kembali mengingatkan isi cerita Kura-Kura, kalau pesan Ayah Kura-Kura, sebaiknya besar uangnya dibagi ke tiga pos ini. Pada akhirnya, Sofie memasukkan uang seribu ke kotak biru, dan uang dua ribu ke dua kotak sisanya karena belum paham kalau uang dua ribu lebih besar nilainya dari uang seribu. Hehehe....
.
Maka mulai hari ini Sofie resmi punya celengan sendiri 😊
.
.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Selasa, 30 April 2019

Mendidik Anak Cerdas FInansial Sejak Dini (Game Bunsay 8-2)

April 30, 2019 0 Comments
Sumber: Google

Sebelum tidur malam di hari kedua Tantangan 10 Hari ini, saya menceritakan ke Sofie kisah tentang Keluarga Kura-Kura. Cerita yang saya karang berdasarkan konsep 3(save, spend, share) dari materi tantangan ini.

---

Alkisah di suatu tempat, hiduplah keluarga kura-kura. Suatu hari, Ayah Kura-Kura memanggil ketiga ekor anaknya, Abang Kura-Kura, Kakak Kura-Kura, dan Adik Kura-Kura.

Ayah Kura-Kura berkata, "Anak-anakku, ayah punya hadiah untuk kalian bertiga!"

"Horeee..." ketiga anak Kura-Kura bersorak girang.

"Apa itu, Ayah?" tanya Kakak Kura-Kura.

"Ayah akan memberikan kalian bertiga sekantung uang sejumlah seratus ribu!" sahut sang ayah bangga. "Namun, ingat baik-baik pesan ayah. Gunakan uang tersebut dengan bijaksana."

Singkat cerita, para anak kura-kura menerima sekantung uang berjumlah seratus ribu itu sembari berterima kasih kepada sang ayah. Lalu mereka pun berdiskusi bertiga, saling menanyakan akan diapakan uang sebanyak itu.

Abang Kura-Kura, yang sudah lama mengidam-idamkan video game teranyar yang sering disebut-sebut oleh teman-temannya, menggunakan uang seratus ribu itu untuk membeli game yang ia incar. Sisa uangnya, dibelikannya juga untuk memuaskan keinginannya membeli beragam mainan-mainan menarik yang dijual di toko mainan.

Lain halnya dengan Kakak Kura-Kura yang perhitungan. Ia lebih memilih untuk menabung seluruh uang seratus ribu itu ke rekening tabungannya, dan menikmati uang yang akan sudah naik nilainya itu kelak ketika ia dewasa.

Sementara itu Adik Kura-Kura justru bingung akan diapakan uang seratus ribu tersebut. Ia pun berjalan keluar rumah untuk mencari ide sambil menggenggam kantung uang yang baru ia dapatkan. Tidak disangka, di tengah jalan ia melihat seorang kakek-kakek yang terlihat letih duduk bersandar di salah satu sudut jalan. Tubuh sang kakek terlihat kotor, bahkan bajunya pun kumal. Adik Kura-Kura pun merasa iba.

"Kakek baik-baik saja?" tanya Adik Kura-Kura.

Si kakek awalnya terkejut, namun kemudian ia tersenyum lemah. "Halo adik kecil, sedang jalan-jalan seorang diri?"

"Baju kakek kenapa kumal begitu?" tanya Adik Kura-Kura polos.

"Iya, kakek tidak punya uang untuk mencuci baju..."

"Tubuh kakek kenapa kotor begitu?"

"Kakek pun tidak punya uang untuk membersihkan diri...."

"Kakek kenapa terlihat lemas begitu?"

"Ini karena kakek tidak punya uang untuk membeli makan.... Sudah dua hari ini kakek belum makan apa pun...."

Adik Kura-Kura yang kasihan, dengan serta merta merogoh kantung uangnya, lalu menyerahkannya kepada sang kakek.

"Ini untuk kakek, supaya kakek bisa beli makanan, minuman, dan pakaian."

Sang kakek menerima uang dari Adik Kura-Kura dengan tangan bergetar. Ia pun mengucapkan terima kasih berulang kali. Adik Kura-Kura merasa sangat bahagia setelah membantu kakek tua tersebut.

---

Satu bulan kemudian, Ayah Kura-Kura kembali mengumpulkan ketiga anaknya.

"Bagaimana anak-anak, apa yang sudah kalian perbuat dengan sekantung uang seratus ribu itu?"

"Aku membeli banyak mainan, Yah!" ujar Abang Kura-Kura.

"Lalu, bagaimana perasaanmu sekarang, Abang?" tanya Ayah Kura-Kura.

"Hmm.. Aku sudah bosan dengan mainanku, Yah. Aku ingin beli yang lain lagi, deh. Tapi... uangnya sudah habis...." keluh Abang Kura-Kura.

Ayah Kura-Kura tersenyum. Kemudian ia menanyakan hal yang sama kepada Kakak Kura-Kura.

"Sejujurnya, setelah aku menabung semua uang itu, aku merasa kecewa Yah... Aku berharap bisa menikmati uang sebanyak itu seperti Abang, tapi, rasanya sayang. Duh, aku bingung, Yah!" Kakak Kura-Kura mencurahkan isi hatinya.

Ayah Kura-Kura menepuk-nepuk punggung Kakak Kura-Kura, lalu ia beralih kepada si bungsu.

"Aku memberikan uang itu kepada kakek yang kutemui di jalan, Yah. Ia terlihat kelaparan, letih, dan tidak terawat. Setelah memberikannya uang itu, aku bahagiaaa sekali."

"Wah, mulia sekali hatimu, Nak!" seru Ayah Kura-Kura bangga.

"Nah" lanjut Ayah Kura-Kura lagi,"Tahu tidak, mengapa Ayah memberikan tugas ini kepada kalian bertiga?" Ketiga anak kura-kura menggelengkan kepalanya. "Ayah ingin kalian merasakan bagaimana mudahnya menghabiskan uang banyak, dan merasakan betapa susahnya mengumpulkan uang yang sama banyaknya."

"Ketika kita memiliki sejumlah uang, hal yang bisa kita lakukan ada tiga: menggunakannya untuk memenuhi keinginan kita, sebagaimana yang dilakukan oleh Abang; menabung atau menginvestasikannya untuk digunakan di kemudian hari, sebagaimana yang dilakukan oleh Kakak; dan menyedekahkannya sebagaimana yang dilakukan oleh Adik. Sebenarnya kita tidak perlu menggunakan sekaligus seluruh uang tersebut untuk salah satu pilihan tadi. Kita bisa membagi-baginya sehingga kita bisa melakukan seluruh pilihan tersebut. Jadi, kamu bisa memberikan penghargaan kepada diri sendiri dengan membeli barang yang kita inginkan, merasa aman akan masa depan dengan menabung, serta merasa bahagia dengan memberikan sebagian uang ke orang-orang yang membutuhkan. Bagilah dengan bijaksana".

Ketiga anak kura-kura mengangguk-angguk paham. Mulai saat itu, mereka pun berjanji akan mengatur uang yang mereka miliki dengan sebaik mungkin.

---

Sofie tampak menyimak sekali cerita saya ini. Suami saya pun sampai memuji, cerita saya hebat. Hihihi... Kemudian kami pun terlelap.


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini (Game Bunsay 8-1)

April 30, 2019 0 Comments
Sumber: Google




Topik pada tantangan kali ini merupakan hal yang saya tunggu-tunggu, karena berkaitan dengan perencanaan keuangan, salah satu hobi saya. Hehehe...Nah, bedanya, yang ini bukan fokus ke tips perencanaan keuangan bagi bundanya anak-anak (sebagaimana yang saya harapkan), melainkan fokus ke melatih kesadaran keuangan untuk anak.


Oke, kalau bicara soal pengenalan soal uang ke anak, sejauh ini yang bisa saya ceritakan belumlah banyak. Setelah membaca diskusi para bunda di Google Classroom dan ngobrol dengan beberapa senior parenting (Miss Yuli dan Uni Yeni, ex-Leader dan Leader IP Padang) mengenai topik ini, ternyata banyak hal yang sudah seharusnya bisa saya lakukan, seperti mengajak anak ke warung untuk berbelanja, lalu mengenalkan bahwa semua barang jualan punya harga, dan mengenalkan yang namanya uang kembalian. Meskipun baru tahu, syukurnya usia anak saya yang 3 tahun lewat 4 bulan ini kabarnya belum terlambat buat diajak mengenali ini semua.

Hari ini, Sofie meminta saya berbelanja ke Pusat Buah, mini market favoritnya. Sofie menyebut mini market ini sebagai "Toko Apel" karena logonya yang berbentuk buah apel besar. Toko ini berlokasi di Jalan Parak Pisang, berjarak hanya sekitar 1,5 km dari rumah.Apa yang menarik dari toko ini? Waah... Buat saya yang sering ketemu produk masakan aneh-aneh selama dulu tinggal di Jakarta, inilah satu-satunya toko terdekat tempat saya bisa menemukan produk-produk serupa, seperti kaldu jamur, cream cheese, stroberi, paprika, jamur, tofu, hingga daging salmon beku! Meskipun yang saya sebut terakhir ini cuma kelihatan satu kali di toko, mungkin gak banyak pembelinya ya, jadi rugi deh si toko. Makanya engga dijual lagi di sana. Daging cincang saja nih, yang belum pernah saya lihat dijual di sini. Padahal itu pertolongan banget buat ibu-ibu yang gak punya penggiling daging kayak saya. Berharap banget dibaca sama pemilik Pusat Buah Padang yak... Hahaha.....

Kembali ke cerita awal, Sofie minta saya ke sana karena mau beli cemilan. Biasanya, saya membolehkan Sofie seminggu sekali belanja cemilan. Setiap Sofie masuk, dia selalu dihadapkan sama produk snack kebencian sejuta emak... Apa lagi kalau bukan, Kinder Joy! Si telur cokelat ini meskipun porsinya hanya sekali suapan saja, tapi harganya bisa mencapai Rp 16.000 sebutir! ..dan yang paling disukai oleh anak-anak itu ya apalagi kalau bukan surprise toys yang selalu ada di dalamnya. Gimana engga jadi produk kebencian sejuta emak, 'kan? 😆

Sofie meminta telur cokelat ini begitu masuk toko. Namun seperti biasa, saya selalu menekankan kalau beli telur cokelat alias Kinder Joy itu cuma bisa sekali sebulan. Kemudian dia tertarik sama cokelat Cha-Cha, permen Nano-Nano Milky, es krim Rainbow Power, Yupi, marshmallow... Hahaha... Akhirnya, seperti biasanya, saya tegaskan kepadanya kalau setiap belanja, dia cuma boleh pilih satu macam cemilan. Pada akhirnya yang jadi juara selalulah es krim dan Sofie alhamdulillah selalu puas dengan konsep satu cemilan itu.


#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial


Rabu, 17 April 2019

Aliran Rasa Game Bunsay Level 7

April 17, 2019 0 Comments

"Semua Anak adalah Bintang"
.
.
Selama melaksanakan observasi pada Tantangan 10 Hari ini, saya semakin yakin kalau memang minat Sofie adalah bercerita. Adaa saja hal yang dia ucapkan setiap saat. Tidak bisa diam. Mulai dari kalau bercerita dengan keluarga, bahkan orang yang baru dikenal... Sampai kalau dia main sendiri sama boneka atau buku ceritanya. Bersuaraa terus. Kesukaannya berbicara ditambah rasa percaya dirinya yang tinggi membuat saya ingin mengarahkannya ke dunia entertainer kelak. Bukan artis sih, ya... Melainkan jadi presenter.
.
Sementara hal lain yang saya pelajari adalah Sofie juga senang sekali jika diberikan kepercayaan dalam melakukan suatu hal, misalnya membuatkan minuman pagi untuk Ayah. Sekarang, setiap bangun pagi, ia senantiasa membangunkan saya, lalu mengajak saya ke dapur untuk membuatkan minum atau memasak untuk ayahnya.
.
Hal lain yang jadi bahan renungan saya... Karena usianya yang masih kecil ini mungkin, ya... Sofie sebenarnya senang sekali melakukan apa pun, asalkan saya menemaninya. Aih... Maafkan Bundo yang masih egois ingin menikmati me time selalu ini, ya, Nak.. Hiks.... Ingin rasanya meluangkan lebih banyak waktu bersamamu, Sofie.... Bermain sambil mendidikmu agar menjadi anak yang terpenuhi segala kebutuhan perkembangannya. Insya Allah ya, Nak. Selanjutnya akan Bundo kurangi aktivitas Bundo bersama gadget ini.
.
Terima kasih atas materinya, IIP.. Sangat membuka mata saya.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Jumat, 12 April 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-10)

April 12, 2019 0 Comments

Sepulang kerja hari ini, saya bersantai bersama Sofie di kamar sambil menonton TV. Tontonan favorit si kecil adalah video kartun yang saya download dari youtube. Untuk mengakali supaya tontonan anak beragam dan terfilter dari tontonan yang tidak layak, memang saya biasa download video anak-anak dari youtube, lalu putar di TV. Isinya beragam, bisa video cerita pendek, video nyanyian, atau pun video hobi, seperti mewarnai dan DIY.
.
Malam itu, Sofie memutar video ToyBus. Ceritanya berisikan tokoh-tokoh kartun BabyBus dalam bentuk mainan boneka yang dimainkan sedemikian rupa sehingga punya alur cerita yang menarik. Karena percakapannya dalam bahasa Inggris, biasanya Sofie akan meminta saya untuk mengalihsuarakannya ke bahasa Indonesia. Kalau saya lagi gak mood, Sofie akan menerjemahkannaya sendiri dengan asal-asalan. Jadi, sambil nonton, mulutnya pun juga akan komat-kamit menyusun cerita.
.
Sesudah video ToyBus habis, Sofie minta diputarkan video lagu Didi and Friends bahasa Indonesia. Maka saya stel video tersebut. Video ini berisikan cerita pendek dari aktivitas harian Didi, si ayam kecil yang lucu, yang dilengkapi dengan nyanyian lagu anak-anak. Nah, di awal setiap chapter, selalu ditulis judul lagu yang akan disajikan. Karena saya sedang mengajarkan Sofie membaca, maka saya tekan tombol pause ketika judul lagu muncul. Sofie pun saya ajak untuk membaca judul lagunya.
.
Pada setiap judul lagu, diberikan warna yang berbeda bagi setiap katanya, yaitu pink, kuning, dan hijau. Biasanya Sofie akan menentukan mau membaca kata dengan warna tertentu lebih dulu. Barulah ia mengeja nama setiap hurufnya. Kemudian, saya tanyakan bacaan per suku kata. Kebanyakan jawaban Sofie masih salah. Tapi, untuk beberapa suku kata, ia sukses menjawabnya dengan benar. Seperti gabungan huruf 's' dan 'a' yang dibaca "sa", 's' dan 'e' yang dibaca "se", 'p' dan 'o' yang dibaca "po", dan 'p' dan 'u' yang dibaca "pu". Setiap kali jawaran Sofie benar, kami akan bersorak kegirangan. Seru sekali!
.
.
Saya perhatikan Sofie menikmati aktivitas membaca hari ini. Ia senang karena bisa lebih memahami lagu yang ditampilkan karena sebelumnya sudah memahami judul lagunya. Ketika berhasil membaca dengan tepat, Sofie juga terlihat senang sekali.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Rabu, 10 April 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-9)

April 10, 2019 0 Comments

Sofie itu, kalau saya sedang sibuk sendiri dan enggan diganggu, dia akan cari kesibukan sendiri. Biasanya sih dia akan ambil boneka atau mainan yang nampak, lalu dimainkannya sambil bercerita. Namun hari ini gayanya beda lagi.
.
Sofie mengambil sebuah buku bacaannya. Ceritanya sebenarnya tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad saw., tapi dengan kreativitasnya sendiri, Sofie "membaca" buku itu seolah-olah ceritanya tentang salah satu cerita dari tontonan favoritnya. Jari mungilnya menyusuri kalimat-kalimat yang tersusun rapi di tiap lembar buku sambil ia bercerita, seolah-olah si kecil usia 3 tahun ini sudah bisa membaca. Tapi kata-kata yang keluar dari bibir mungilnya sama sekali berbeda dengan apa yang tertulis. Kemudian, ketika saya pergoki, eh dia tertawa malu-malu. Hehehe... Lucuu sekali....
.
Saya perhatikan dalam aktivitas sehari-hari, Sofie punya kelebihan dalam hal berceloteh dibandingkan anak-anak seusianya. Caranya yang unik-unik, bisa secara langsung, lewat mainan, ataupun buku bacaan seperti yang baru saja ia tunjukkan hari ini. Kalau bicara pun, wajahnya sangat ekspresif, dan tidak jarang kami menjulukinya sebagai "si drama queen" dalam keluarga. Sepertinya ia punya bakat dalam hal story teller. Saya harus bisa memupuk bakatnya ini supaya menjadi lebih baik lagi.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-8)

April 10, 2019 0 Comments

Hari ini saya lebih memilih bersantai di rumah karena agak letih setelah berakhir pekan kemarin. Setelah makan malam, si kecil "diculik" ke rumah mertua oleh Aunty Putri-nya. Suami pun pergi main ke luar seperti biasa. Nah, saya bisa menghabiskan waktu membuka HP saya cukup lama di saat seperti ini.
.
Menjelang jam 10 malam, barulah Sofie diantarkan pulang kembali. Dia langsung banyak berceloteh tentang apa yang ia lakukan di rumah datuak-neneknya tadi. Lucuu... Dia pun meminta saya untuk segera masuk ke kamar untuk tiduran.
.
Di kamar, kami tidur-tiduran di atas kasur palembang yang dibentangkan di lantai. Sofie asyik memainkan mainan Doraemon kecilnya sambil bercerita...
.
"Bundo jadi Nobita, ini Doraemonnya terbang..."
"Awas ada raksasa...!"
"Doraemon serang raksasa ayah... Wuss.. Wuss..."
.
Banyak ceritanya, yang tidak saya ingat, hehehe... Sampai Sofie juga beralih mengamati mata kakinya yang menonjol, lalu bertanya,
.
Sofie : "Bundo, ini sama ya, sama yang di sini?" (menunjukkan tonjolan di sikunya)
Bundo : "Iya, bener... Di Bundo juga ada. Itu namanya mata kaki.. Apa namanya, Sofie?"
Sofie : "Ma-ta ka-ki..."
Bundo : "Iya, kalau yang di tangan, namanya siku"
Sofie : "Dia ada dua, ya"
Bundo : "Iya, mata kaki ada dua di kaki kanan, dua di kaki kiri"
Sofie : (pegang sikunya lagi yang kanan dan kiri) "Sama ya sama ini, juga ada dua"
.
Agak salah sih ya, logikanya.. Tapi yaa.. Saya tersenyum saja mendengar komentarnya. Tak lama kami bergelut saja berdua, sampai ia tertidur di lengan saya.
.
Alhamdulillah... Malam ini... Damaaaiii... 😊
.
.
Hari ini saya melihat betapa Sofie selalu punya bahan cerita untuk disampaikan... Anaknya tidak bisa diam...! Hehehe... Di samping banyak bicara ini, Sofie ternyata juga cukup perhatian dengan sekitarnya. Jadi bukan termasuk ke golongan banyak bicara tapi engga peka sama lingkungan gitu. Wah, subhanallah...
.
Saya hanya berharap semoga saya yang lebih menyukai kesunyian dibandingkan keributan ini kelak tidak menjadi penghambat berkembangnya bakat bercerita dia. Aamiin ya Allah....
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-7)

April 10, 2019 0 Comments

Ada yang membuat mata Sofie berbinar-binar hari ini. Ia senang sekali saat memberikan sumbangan kepada seorang bapak-bapak pengamen!
.
Nah, begini ceritanya....
.
Malam ini, saya, suami, dan keluarga besar saya yang sedang berkunjung dari Pekanbaru pergi makan malam di salah satu rumah makan seafood di taplau Padang. Ketika masuk ke dalam rumah makan, ada seorang bapak yang berdiri bernyanyi sambil memetik gitarnya di piintu depan, dekat meja kasir.
.
"Bundo, omnya pintar main gitar, ya!" celetuk Sofie polos.
.
"Hehe, iya, itu omnya kerja itu Sofie, cari duit pakai gitarnya... Pengamen, namanya", terang saya sambil mengajak Sofie jalan ke meja kami yang ada di sudut belakang rumah makan.
.
Setelah kami duduk, mata Sofie selalu menatap ke arah si bapak pengamen yang bernyanyi dengan merdu. Lalu katanya,"Ayok Bundo, kasih uang!"
.
"Nanti, ya, habis makan, baru kita kasih uang..."
.
"Sekarang aja...!" rengeknya.
.
Saya pikir-pikir, karena makanan belum datang, dan Sofie sendiri tipe anak yang spontan, sulit menunda keinginan, yah... Bolehlah. Kenapa tidak, kan?
.
Akhirnya, saya dapat ide. Saya ambil selembar uang kertas, lipat-lipat kecil, lalu saya berikan ke Sofie.
.
"Gini aja, yuk, Sofie yang kasih yaa ke bapak itu. Sofie jalan luruus aja sampai ke dekat si bapak, terus kasih uangnya, ya?"
.
"Iya!" serunya dengan mata berbinar-binar.
.
"Pelan-pelan aja, yaa.. Hati-hati jalannya...!" ucap saya begitu ia jalan.
.
Setiap berjalan tiga meter, Sofie berhenti dan menoleh ke saya sambil tersenyum girang. Dia jalannya benar-benar pelan sesuai permintaan saya. Hihihi, lucuu deh.
.
Akhirnya, Sofie berhasil menyeberangi rumah makan yang luas dan sedang penuh pengunjung itu dengan selamat sentosa. Tidak kena senggol kursi ataupun pelayan yang berlalu lalang. Hehehe...
.
Ketika sudah berada di dekat bapak pengamen, si bapak tersenyum geli melihat ada anak kecil yang mendatanginya sambil menggenggam uang. Dia pun sedikit membungkuk dan menurunkan kantong uangnya sehingga bisa dijangkau Sofie. Lalu si kecil pun memasukkan uang ke dalamnya. Kemudian Sofie berlari kecil kembali ke meja saya sambil tersenyum gembira.
.
.
Dari momen unik yang terjadi malam ini, saya menemukan bahwa si kecil saya senang sekali bila diberikan kepercayaan untuk melakukan sesuatu, selagi saya sendiri memperhatikan dia... Tidak membagi perhatian saya ke hal lain. Dia sendiri juga menikmati kegiatan menyumbang uang ke orang yang membutuhkan.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Senin, 08 April 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-6)

April 08, 2019 0 Comments

Pada aktivitas hari ini, saya kembali menemukan Sofie yang semakin ahli merakit balok puzzle.
.
Di sore hari, Sofie berhasil menjejerkan kembali balok puzzlenya secara memanjang seperti kemarin. Namun ada yang beda, ia juga berhasil membuat pesawat super sederhana dari balok tersebut lalu memainkannya jadi pesawat terbang. Wow.. Bagus!
.
Kemudian di malam harinya, kami sekeluarga berkunjung ke rumah salah satu sahabat suami, bang Iqbal. Di sana, selagi para bapak mengobrol di teras, saya menemani Sofie yang tertarik dengan mainan Fauzan, keponakan dari bang Iqbal. Kedua bocah ini kini main lego. Fauzan, yang berusia sekitar dua tahun di atas Sofie, membuat beberapa bentuk bangunan, seperti gerbang dan kendaraan. Sofie pun ikut membuat jembatan versinya sendiri. Kemudian, mereka sama-sama beralih ke mainan lain yang juga ada di sana.
.
Yang saya perhatikan kembali di sini, Sofie tidak hanya sudah bisa bermain bersama teman, tetapi rasa ketergantungannya kepada saya juga sudah sedikit berkurang. Yang biasanya walaupun ada teman, dia tetap minta perhatian saya setiap kali ia berhasil merangkai puzzle baru misalnya, atau setiap kali ia melihat sesuatu yang menarik.... Nah, waktu di sini, saya bisa meninggalkan Sofie bermain bersama temannya di ruang keluarga sembari saya ikut ngobrol ke teras depan dengan suami sampai kami pulang.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Minggu, 07 April 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-5)

April 07, 2019 0 Comments

Ayah punya menu minuman baru... Susu kambing bubuk! Pagi ini, Sofie dengan senang hati meracik minuman susu kambing untuk ayah. Kalau minuman ini sih, tidak serumit milkshake yang biasa dibuat untik ayah, ya... Hanya tinggal dicampurkan ke segelas air putih, aduk, dan... Voila! Jadilah segelas susu kambing lezat. Hmm yummyy....
.
Begitu minuman jadi, Sofie lagi-lagi tergiur, dan meminta minuman tersebut untuk dirinya sendiri. Hehehe.... Ayah membolehkan. Akhirnya saya siapkan segelas susu kambing lezat lagi untuk minum pagi ayah.
.
.
Siang harinya Sofie asyik bermain di kamar bersama pengasuhnya selagi saya memasak di dapur. Begitu saya kembali ke kamar, wah, saya lihat Sofie sudah berhasil menyusun puzzle balok secara berjejer. Itu mainan yang beberapa bulan sebelumnya tidak bisa ia susun... Hanya bisa ia simak saja dari saya bagaimana cara menyusunnya. Ternyata, kini Sofie sudah berhasil menyusunnya sendiri, meskipun masih sekedar berjejer, ya... Belum bisa jadi bentuk yang semestinya.
.
Dari aktivitas pertama, saya perhatikan Sofie menikmati suatu aktivitas dikala ia diberikan kepercayaan untuk mengerjakannya. Sementara dari aktivitas kedua, saya perhatikan Sofie juga menyukai aktivitas merakit yang mengasah keterampilan motorik halusnya.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Selasa, 02 April 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-4)

April 02, 2019 0 Comments

Dikarenakan saya sudah ada janji mau berkumpul dengan bunda-bunda tim pengurus Unit Usaha IP Padang, yaitu bunda Adelia dan bunda Miftah, maka agenda ngejus bersama Sofie hari ini saya skip. Begitu bangun pagi, saya langsung mengajak Sofie ke dapur untuk ikut memasak. Kami memasak dua menu, yang masing-masing terdiri dari tahu dan tempe. Bedanya untuk makanan Sofie, tahu dan tempenya dimasak dengan bumbu kecap serta ditambahi telur puyuh, sementara di menu saya tahu tempenya ditambahi cabe giling dan tomat. Sofie senang sekali ketika saya ajarkan memotong tempe. Tempe yang kemudian mengantri untuk dimasukkan ke dalam wajan masak pun sempat disusunnya membentuk beberapa huruf di atas piring.
.
Selesai memasak, saya buru-buru memandikan Sofie dan meyuapinya makan. Kemudian kami lanjut pergi ke Pustaka Daerah untuk bersilaturahim dengan bun Dela, bun Miftah, serta putra-putri mereka.
.
Terakhir kali saya berkunjung ke Pustaka Daerah kota Padang, di ruangan buku anak, belum disediakan spot bermain seperti kali ini. Jadilah anak-anak asyik bermain sementara para ibu sukses mengobrol. Wah, seru sekali.
.
Di antara Sofie dan dua orang temannya, Hana yang lebih muda setengah tahun dari Sofe dan Asytar yang lebih tua setahun, saya perhatikan Sofie lah yang paling heboh. Ia berteriak-teriak ke sana kemari dengan riang. Sementara Hana lebih kalem, dan Asytar pun lebih suka beraksi daripada berbicara. Hahaha....
.
Selintas kehebohan Sofie ini swmpat mengkhawatirkan saya... Takutnya mengganggu ibu-ibu petugas. Eeh syukurlah mereka kelihatannya tidak terganggu. Mereka malah mengajak Sofie mengobrol dan bernyanyi. Sofie pun sesekali asyik bercerita kepada mereka. Ketika kami pulang, Mak Nyak, sang petugas pustaka, malah meminta Sofie untuk datang lagi ke sana. 😁
.
Dari aktivitas hari ini, aktivitas Sofie yang terlihat sangat ia nikmati adalah berkomunikasi, bermain, dan berani berbicara panjang dengan orang-orang baru.
.
.
#Tantangan10Hari
#IIP
#KuliahBunsay
#BintangKeluarga

Minggu, 31 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-3)

Maret 31, 2019 0 Comments

.
Sofie : "Syucu.. Syucu.. Syucu.. Bam-be-ra-nii... Syucu.. Syucu.. Syucu.. Bam-be-raa-nii..."
.
Teng-tong-teng-tong..
.
Malam ini, selagi asyik menikmati nyanyian lagu Upin Ipin versi Sofie--yang liriknya engga jelas dan iramanya engga cocok sama petikan ukulelenya--saya mencoba bertanya ke Sofie...
.
Bundo : "Sofie, mata Sofie berubah jadi hati kalau lagi ngapain? ...Main ukulele?"
Sofie : "Enggak"
Bundo : "Lho, terus apa, dong? ...lompat-lompatan, yaa?"
Sofie : "Lompat-lompat di trampoliin!"
Bundo : "Kalau nyanyi dan nari?"
Sofie : "Iyaa!"
.
Sifat Sofie yang ekspresif dan ekstrovert sebenarnya memudahkan saya untuk mengetahui kapan dia terlihat berbinar dan kapan tidak. Beberapa di antaranya adalah ketika bermain bersama saya, menonton bersama saya, masak bersama saya, solat bersama saya, tidur bersama saya, jalan-jalan bersama saya... Apa pun bersama Bundonya, deh! Hehehe... Tapi kalau aktivitas favoritnya yang tidak berkaitan dengan saya, yang paling kelihatan adalah ketika ia bermain dengan sepupu atau om-om kecilnya, menyanyi, divideokan, berceloteh, bercerita panjang lebar dengan orang-orang yang baru ditemuinya, dan jadi pusat perhatian orang banyak. Bakat entertainernya sudah terlihat jelas sedari bayi.
.
.
Nah, kembali lagi ke proyek membuat jus. Hari ini Sofie saya ajak membuat jus semangka bersama. Awalnya saya membeli buah semangka karena ingin membuatkan jus warna merah untuk Sofie. Waktu saya katakan untuk membuat jus warna merah, eh, Sofie sendiri justru ingin menyampurnya dengan warna putih supaya jusnya berubah jadi warna pink.
.
Bundo : "Kalau mau dicampur sama warna putih, Bundo punya apel nih, sama susu... Mau yang mana? ...apel aja, ya? ...eh, tapi, apel itu kalau dijus berubah jadi coklat, ding! Campur yoghurt aja, yuk!"
Sofie : "Sofie 'kan punya susu beruang, Ndo"
Bundo : "Ooh iya yaa.. Ada susu beruang. Oke deeh"
.
Kemudian begitu semua perlengkapan sudah siap... Saya belahlah si buah semangka berwarna hijau pekat itu... Sreett... Lho?! Kok malah isinya berwarna kuning??
.
Bundo : "Yaah, Sofie... Semangkanya bukan merah, malahan kuning....! Labelnya bohong nih..."
Sofie : "Sofie mau! Sofie suka semangka warna kuning! Kayak di google ya"
.
Akhirnya kami pakai saja semangka kuning itu. Sambil menyiapkan jus, Sofie bercerita kalau ia menemukan gambar semangka berwarna merah, kuning, biru, hijau, ungu, ...bahkan hitam di google... Yang bener aja... Saya geleng-geleng kepala.
.
Akhirnya jus semangka susu pun jadi... Rasanya... Hmm, yummyyyy~❤
.
.
Aktivitas Sofie yang terlihat sangat ia sukai hari ini adalah berceloteh, menjelaskan hal yang ia ketahui kepada saya. Dalam bahasa Pandu 45-nya adalah kegiatan "mengkomunikasikan" yang merupakan kegiatan berdasarkan sifat atau peran.
.
.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Sabtu, 30 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-2)

Maret 30, 2019 0 Comments
Hasil gambar untuk cuci piring anak.
.
Kemarin saya memutuskan untuk melakukan proyek membuat jus setiap hari bersama Sofie. Karena kebetulan sedang tidak ada stok buah di rumah, maka rencana hari ini adalah belanja buah-buahannya dulu di toko Pusat Buah yang berada tidak terlalu jauh dari rumah. Sayangnya kita tidak melanjutkan rencana membuat jus sesudah belanja... Hmm, biarlah mulai besok saja... Hehehe....
.
Jadi, hari ini apakah tidak ada aktivitas mendidik bareng Sofie yang bisa dilaporkan? ...tentu saja ada!
.
Biasanya, setiap akhir pekan saya dan suami suka order sarapan lewat go-food. Yaa... Inilah kesempatan buat jajan, yaa..  Namun karena saya ingat nasi di dalam magicom masih cukup banyak, dan pak suami doyan banget sama nasi goreng, maka saya berencana untuk memasak nasi goreng saja buat menu sarapan.
.
Setelah si kecil bangun tidur, saya ajak lagi ia ke dapur, untuk membantu saya masak nasi goreng. Waah... Matanya langsung berbinar-binar bahagia. Ia pun lompat turun dari kasur dengan semangat, ke kamar mandi sejenak untuk membersihkan diri, lalu menuju dapur bersama saya.
.
Selagi saya memotong-motong bawang dan bakso, Sofie saya beri tugas untuk mengocok telur.
.
 : "Sofie boleh masak, Ndo?"
.
Karena saya pikir masak nasi goreng tidak membutuhkan minyak banyak, yang khawatir bisa menyiprat ke muka, maka saya bolehkan ia ikut memasak.
.
Saya berikan Sofie spatula kayu panjang favoritnya, lalu saya berdirikan dia di samping kompor. Sementara saya berdiri di depan wajan. Kemudian kami mulai memasak.
.
Saya tuang sedikit minyak, irisan bawang merah dan putih, cabe giling, daun bawang, dan potongan bakso. Lalu saya beranjak sejenak mengambil kecap manis, kecap asin, minyak wijen, dan saus tiram untuk ditambahkan ke masakan. Sesudah itu saya masukkan segenggam toge sebagai sumber serat di masakan ini (yang ternyata bikin rasa akhirnya tidak seenak biasa ), kocokan telur, nasi putih, dan terakhir cacahan seledri. Selagi meracik, Sofie asyik mengaduk-aduk masakan dengan spatulanya sendiri.
.
 : "Bundo, Sofie suka masak.... Mata Sofie haatii... "
.
Iya kali, Nak, mata orang bisa berubah jadi bentuk hati  Korban kartun kamu, ya. Hehehe....
.
Selesai memasak, Sofie pun makan masakannya itu dengan lahaap.. Bahkan nambah sampai dua kali!
.
.
Nah, disamping aktivitas memasak tadi pagi, malam ini Sofie lagi-lagi membantu saya di dapur. Kali ini untuk mencuci piring.
.
 : "Bundo! Sofie mau cuci piring!"
.
Meskipun tangan dia sebenarnya belum cukup panjang untuk sampai ke keran wastafel, tapi ada lah beberapa kali saya ajak dia menemani saya menyuci piring.
.
 : "Sofie mau nyabunin apa mbilas lagi?"
 : "Dua-duanya!"
.
Oo... Ada perubahan. Sofie biasanya geli kalau tangannya terkena busa sabun cuci piring. Tapi hari ini ternyata ia malah memilih untuk menyabun juga selain sekedar membilas cucian.
.
Oke deh, akhirnya saya taruh kursi di depan wastafel sebagai tempat berdiri Sofie. Lalu saya ambilkan peralatan makan yang ringan untuk dicuci olehnya. Peralatan pertama yang saya ambil adalah mangkuk makan hijau kecil yang terbuat dari melamin.
.
 : "Sofie, itu Spongebob, lho!" (tunjuk saya ke arah sponge cuci warna kuning)
 : "Ha? Kok itu Spongebob?"
 : "Iya, Spongebob kan spons cuci piring warna kuning!"
.
Tapi Sofie tidak menjawab... Mungkin bingung sama kata-kata saya. Hahaha.... 
.
Selanjutnya, saya posisikan kedua tangannya di posisi yang benar. Tangan kiri untuk memegang mangkuk, sementara tangan kanan memegang spons. Sofie tertawa-tawa selagi melakukan aktivitas ini. Mungkin, dia masih geli sendiri sama busa sabunnya, ya?
.
Lama kelamaan yang dilakukan Sofie hanyalah membantu membilas saja. Membilas dengan gaya dia sendiri, yaitu membiarkan air membasahi peralatan, tanpa diusap-usap dengan tangannya. Hahaha.. Tugas sayalah yang selanjutnya membilas peralatan-peralatan tersebut sekali lagi sebelum akhirnya menyusun semuanya ke rak piring. Tapi sepanjang kegiatan ini, Sofie saya lihat tidak bosan-bosan. Dia malah selalu minta untuk ditambah lagi cuciannya.
.
.
Dari kedua kegitaan di atas, yang saya perhatikan aktivitas kesukaan Sofie masih sama dengan hari sebelumnya, yaitu aktivitas "melayani", dilihat dari segi peran, dan "memasak" dilihat dari segi panca indera.
.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#Bintang Keluarga

Jumat, 29 Maret 2019

Semua Anak adalah Bintang (Game Bunsay 7-1)

Maret 29, 2019 0 Comments
Hasil gambar untuk milkshake 
.
Tugas pada tantangan kali ini adalah membuat sebuah proyek yang bisa mengeksplor aktivitas yang membuat mata anak berbinar.
.
Hmm... Meskipun bingung, tapi ada beberapa ide yang ingin saya terapkan untuk menjawab tantangan ini. Misalnya adalah proyek menguji coba kemampuan motorik anak usia 3 tahun berdasarkan panduan dari buku Tuntas Motorik.. Atau mengeksplor bakat anak berdasarkan panduan dari materi Pandu 45 garapannya Bu Septi yang terinspirasi dari Talent Mapping Abah Rama Royani. Sampai malam kemarin, saya masih menimbang-nimbang mau melakukan yang mana. Tapi, pagi hari ini, ide saya berubah seketika.
.
oxoxoxoxoxo
.
Seperti biasa, setiap pagi saya membuat milkshake spesial buat suami, yang terdiri dari campuran oat, susu kedelai, dan dua potong daging buah kurma. Nah, karena beberapa hari yang lalu si kecil Sofie (kini 3 tahun) pernah sekali meminta kepada saya untuk diperbolehkan membuat milkshake spesial ayah ini--dan saya perhatikan dia senang sekali melakukannya--maka, hari ini pun saya ajak kembali Sofie untuk membuat milkshake bersama.
.
 : "Sofie, udah bangun ya? Mau bikin milkshake buat ayah?"
 : "Mau!"
 : "Yok, turun sekarang. Kita ke dapur yaa"
.
Di dapur, saya letakkan kursi tinggi di depan kitchen set sebagai tempat berdiri Sofie. Lalu kami pun mulai meracik milkshake ayah bersama. Sofie mengambil dua sendok oat dan dua sendok susu kedelai bubuk, sementara saya memisahkan dua butir daging kurma dari bijinya.
.
Setelah saya isi gelas tersebut dengan air putih, saya masukkan hand blender ke dalamnya. Tangan Sofie serta merta mengambil posisi di gagang hand blender tersebut. Dengan aba-aba dari saya, kami bersama-sama menekan tombol pemutar mata pisau pada blender hingga milkshake pun jadi. Sofie kemudian mengantarkan sendiri gelas berisi milkshake tersebut perlahan-lahan ke kamar, tempat si ayah sedang sibuk bersiap-siap.
.
 : (sambil menggenggam gelas milkshake ayah) ...Sofie mau minum milkshake ayah...
 : Hahaha.. Minta izin sama ayah dulu, ya...
.
Setelah masuk kamar....
.
 : Ayah, milkshake ayah dibikinin sama Sofie lhoo. Sofie yang ngeracik sama ngeblendernya!
 : Eh iya?? Heebaat anak ayah!
 : Ayah, boleh Sofie minum milkshake Ayah?"
 : "Boleh. Minumlah, Nak!"
.
Tentu saja tidak saya biarkan jatah milkshake pak suami berkurang. Hehe.. Jadi saya buatkan segelas kecil milkshake lagi untuk Sofie. Di luar dugaan, meskipun tidak ludes, tapi ternyata cukup banyak yang diminum Sofie.
.
Sambil duduk-duduk di sofa depan setelah melepas suami pergi ke kantor, tiba-tiba saja ide melintas di benak saya.
.
 : "Sofie, gimana kalau selama 7 hari ke depan, Sofie ngeblender jus terus tiap pagi?"
 : "Mau mau" (anak ini setiap dikasih tawaran yang gak dia pahami, selalu jawab mau)
 : "Kita bikin itu proyek kita yaa.. Biar anak Bundo dapat gizi tiap hari (Iyes, karena pikiran saya yang suka bercabang sama pekerjaan saya di kampus, saya kurang telaten memperhatikan gizi anak ).
 : "Iya mau!" (saya gak yakin dia paham arti kata 'proyek' )
 : "Sofie mau bikin jus apa?"
 : "Mau jus warna-warni! Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, indigo, ungu!"
 : "Enggak Nak.. Satu-satu warna aja... Terakhir Bundo bikinin jus pelangi kan kamu malah cuma minum seteguk aja... Capek tau, bikinnya...
 : "Sofie mau warna-warni!"
 : "Gini aja, tiap hari kita bikin beda-beda warna, ya? Buat besok Sofie mau jus warna apa?"
 : "Biru!"
 : "Nak, buah warna biru itu ngga ada... " (dari sekian banyak warna, kenapa malah biru yang dia pilih ya.. Wkwk)
 : "Tapi di BabyBus ada"
 : "Iya, itu blueberry, yang cuma tumbuh di Inggris sayang. Kalau di sini ngga ada.... Warna lain, deh. Besok Sofie mau buah warna merah apa jingga apa kuning?"
 : "Mau merah..  Dan jingga... Dan kuning!"

.
Baiklah, karena saya yakin perdebatan ini tidak akan ada akhirnya, maka saya menyudahinya dengan berniat dalam hati untuk memberikan Sofie jus warna merah saja besok.
.
oxoxoxoxoxo
.
Jadi, dari aktivitas ringan hari ini, yang bisa saya tangkap adalah kesenangan Sofie saat diberikan kepercayaan untuk membuat milkshake ayahnya serta keinginannya untuk berpendapat dan teguh pada pendiriannya. Kalau dilihat dari panduan e-book Pandu 45, Sofie menunjukkan kesenangan dalam melakukan aktivitas "melayani" dari segi peran, dan "memasak" dari segi panca indera.
.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Rabu, 02 Januari 2019

Aliran Rasa Game Level 3

Januari 02, 2019 0 Comments
Setelah melakukan game level 3 dan membaca pembahasan reviewnya dalam diskusi kelas, saya menyadari bahwa aktivitas yang sudah saya lakukan masih jauuuhh sekali dari sempurna. Beberapa kekurangan yang saya temukan pada family project saya adalah:
(1) tidak melibatkan seluruh anggota keluarga (dalam hal ini suami) dengan semestinya,
(2) belum ada penetapan visi yang berdampak besar untuk keseluruhan keluarga, apalagi ke luar keluarga, dan
(3) proyek yang dilaksanakan berubah-ubah: membuat mainan DIY, senam, memasak, lalu kembali lagi ke senam 😞

Baiklaahh.... Tampaknya saya harus mendalami kembali dua tantangan sebelumnya supaya hasil latihan kelas Bunsay ini bisa maksimal. ✊


#GameLevel3 
#BundaSayang 
#IIP 
#KuliahBunsayIIP 
#Tantangan10Hari